Kenalan dengan Kampung Naga Tasikmalaya, Destinasi Buat Menyepi Tanpa Listrik dan Musik! 

By Elizabeth Nada, Kamis, 23 Mei 2019 | 16:50 WIB
Suasana di Kampung Naga Tasikmalaya (Doni Purnama/Fotokita.net)

Baca Juga: Resep Ayam Suwir Bali Simpel untuk Buka Puasa Ala Keluarga Rizky Nazar

Tentu saja karena kita adalah pendatang, kita wajib untuk memperhatikan peraturan dan nilai-nilai yang ada di Kampung Naga. Soalnya desa ini masih memegang erat tradisi leluhur.

Tradisi yang Kuat

Di Kampung Naga terdapat beberapa tempat keramat yang enggak boleeh difoto bahkan dimasuki. Tempat-tempat tersebut hanya boleh dimasuki oleh para tetua Kampung Naga.

Tanda kuatnya penduduk lokal dalam memegang tradisi juga dapat dilihat dari rumah-rumah yang didirikan di kampung ini. Salah satu peraturannya adalah bangunan rumah harus menghadap ke utara atau selatan.

Sementara untuk Masjid dan balai desa harus mengarah ke barat atau timur, girls. Selain itu, selama bertahun-tahun penduduk desa juga enggak pernah menambah atau mengurangi jumlah rumah yang ada dan tetap bertahan pada angka 111. Unik banget!

Baca Juga: Belum Pernah Coba, Warga Amerika Merasa Rasa Teh Botol Sosro Aneh. Kok Bisa?

Ada juga tradisi melaksanakan upacara Hajat Sasih secara rutin oleh warga Kampung Naga.

Menurut keterangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dilansir dari National Geographic Indonesia, upacara Hajat Sasih adalah sebuah upacara berupa ziarah dan pembersihan makam leluhur yang dilakukan pada waktu tertentu, sesuai yang ditetapkan dalam kalender Islam.

Upacara Hajat Sasih di Kampung Naga Tasikmalaya

Sebelum melakukan upacara Hajat Sasih, para peserta upacara harus melaksanakan beberapa hal, seperti diwajibkan mandi dan membersihkan diri dari segala kotoran di sungai Ciwulan.

Hajat Sasih adalah titik puncak dari rasa tunduk dan patuh kepada leluhur mereka (Kampung Naga).

Gimana girls, berniat menyepi ke Kampung Naga? (*)

Baca Juga: Mirip Vanesha Prescilla, Ini Pacar Endy Arfian bernama Safira Trisjaya

Artikel ini pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Menyepi dari Dunia Modern dan Teknologi di Kampung Naga Tasikmalaya"