Dilansir dari kompas.com, Khairuddin Aman Razali mengungkapkan kalaun “Gojek akan memicu terjadinya interaksi antara dua manusia berbeda jenis kelamin yang bertentangan dengan hukum Syariah.”
Selain politisi Razali, tentangan juga hadir dari Husain Awang selaku wakil rakyat dari Terengganu.
Ia menyebutkan kalau angka pelecehan seksual meningkat di Indonesia sejak kehadiran aplikasi transportasi online seperti Gojek.
Bukti Kegagalan Pemerintah Malaysia
Selain dianggap meningkatkan angka pelecehan seksual dan berpotensi melecehankan martabat generasi muda Malaysia, masuknya Gojek di negara tersebut disebut sebagai bukti kegagalan pemerintah Malaysia.
Husain Awang menyatakan kemunculan Gojek adalah bukti pemerintah Malaysia yang gagal mengurus transportasi umum.
"Saya mendesak pemerintah untuk tidak mengizinkan Gojek hadir, termasuk di masa uji coba. Pemerintah seharusnya meningkatkan kualitas moda transportasi seperti MRT dan LRT," ungkap Husain masih dilansir dari sumber yang sama.
Tidak berhenti pada 3 alasan di atas, masuknya Gojek juga menjadi lambang kegagalan pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan untuk kaum muda.
Meningkatkan Polusi Udara dan Kemacetan
Alasan utama lain yang menjadi penyebab mengapa Gojek ditentang masuk ke Malaysia ialah bisa meningkatkan polusi udara dan jadi penyebab kemacetan.
Makanya pemerintah di sana lebih menyarankan pemerintah untuk meningkatkan kualitas moda transportasi seperti MRT dan LRT.
Walaupun ditentang, masuknya Gojek ke Malaysia ternyata sudah disetujui oleh kabinet Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Baca Juga: Lenovo ThinkBook CEO Club: Workshop Buat Milenial yang Pengin Jadi Entrepreneur!