CewekBanget.ID - Menandai 15 tahun perjalanannya, National Geographic Indonesia meluncurkan kampanye #SayaPejalanBijak.
Kampanye tersebut merupakan bagian dari kampanye National Geographic Indonesia yang menyerukan dan mengajak para pejalan untuk berkelana dengan mengedepankan etika selama perjalanan dan meramu cerita untuk kebaikan sesama, khususnya bagi lingkungan dan kehidupan setempat.
#SayaPejalanBijak ibarat 'roh' perjalanan 'bingkai kuning' National Geographic Indonesia, sekaligus sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran global atas perjalanan yang bertanggungjawab.
Baca Juga: ‘Go Wider Go Up Photo Exhibition’ dari National Geographic Indonesia dan Vivo V15. Keren!
15 Tahun National Geographic Indonesia
"Bertepatan dengan perayaan 15 tahun bingkai kuning di Indonesia, kami meluncurkan kampanye #SayaPejalanBijak," ungkap Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia, sebagaimana dilansir dari situs National Geographic Indonesia.
Diluncurkan perdana pada 28 Maret 2005 untuk edisi April 2005, majalah National Geographic edisi Bahasa Indonesia memuat cerita tentang temuan fosil manusia katai (Homo floresiensis) di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur pada sampulnya.
Sejak itu, selama 15 tahun, National Geographic Indonesia menyingkap rangkaian kebhinekaan Nusantara dalam misi-misi penjelajahan dengan kombinasi kekuatan sains, penjelajahan, dan cara bertutur yang baik dan mengesankan.
#SayaPejalanBijak, Empati melalui Perjalanan
Bagi National Geographic Indonesia, makna 'pejalan' bukan hanya orang-orang yang mengeksplorasi di suatu daerah dengan berjalan kaki, tetapi juga yang menjelajahi dengan ragam moda transportasi, entah sebagai individu maupun komunitas.
Maka lewat kampanye yang bertajuk #SayaPejalanBijak, National Geographic Indonesia mengajak para pejalan untuk lebih berempati pada lingkungan dan kehidupan setempat.
Kampanye ini mengusung tiga prinsip perjalanan lestari, di antaranya penerapan praktik-praktik ramah lingkungan, perlindungan dan pemulihan warisan budaya dan alam, serta pemberian manfaat sosial-ekonomi setempat, termasuk menegakkan hak-hak masyarakat adat dan mendukung bentuk pendapatan yang adil.
National Geographic Indonesia percaya, setiap pejalan adalah agen perubahan yang memiliki misi dan harus berbagi cerita tentang perjalanannya dalam berbagai wahana media, baik teks maupun visual.
Menurut Didi, mereka memiliki optimisme bahwa majalah yang dikenal dengan bingkai kuningnya ini harus berperan menjadi kontrol sosial bagi permasalahan bumi, khususnya di Indonesia.
Selain itu, setiap pejalan memiliki kewajiban moral sejak ia meninggalkan rumah, seperti menghargai orang lain dan kesadaran menjaga lingkungan tetap lestari.
"Kita meyakini bahwa alam tak akan pernah ingkar terhadap perilaku manusia," kata Didi.
(*)