Stres
Yap, terlalu banyak pikiran atau stres dapat menyebabkan kerontokan rambut, lho.
Ketegangan secara fisik, psikis, emosi, maupun mental yang mengganggu aktivitas jangka panjang dapat menjadi penyebab kerontokan rambut.
Rambut rontok akibat stres berkepanjangan itu disebut telogen effluvium (TE), yaitu kondisi perubahan atau penurunan jumlah folikel yang menumbuhkan rambut.
Beberapa bentuk stres jangka panjang yang dapat menyebabkan rambut rontok itu di antaranya stres setelah melahirkan, trauma akibat operasi, maupun berbagai jenis stres emosional seperti saat kehilangan orang yang kita cintai.
Baca Juga: Atasi Rambut Rontok dengan 4 Bahan Alami Ini. Anti Ribet Deh!
Gaya Rambut
Kerontokan rambut menjadi lazim ketika kita sering menggunakan pemanas rambut seperti hair dryer dan catokan, atau memakai bahan-bahan kimia pada rambut, seperti saat bleaching dan mengecat rambut.
Kebiasaan mengikat rambut terlalu kencang juga kerap membuat rambut kita mudah rontok.
Hal-hal tersebut memang dapat memengaruhi kekuatan akar rambut.
Karenanya, American Academy of Dermatology menganjurkan kita untuk rajin menggunakan kondisioner setelah keramas dan membiarkan rambut mengering dengan sendirinya untuk meminimalisir penggunaan hair dryer dan catokan dengan panas yang terlalu tinggi serta berpotensi merusak rambut.
Kurang Gizi dan Penyakit Tertentu
Kekurangan gizi seperti protein dan zat besi yang menimbulkan anemia juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab rontoknya rambut.
Ada pula faktor hipotiroidisme, yaitu gejala penurunan sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid akibat kekurangan iodina (yodium).
Selain itu, beberapa orang dengan riwayat penyakit tertentu juga dapat mengalami rambut rontok berlebih.
Biasanya hal tersebut dialami oleh orang yang mengidap infeksi berat, penyakit kelenjar tiroid, autoimun, atau sifilis.