Social Distancing Buat #HadapiCorona Perlu Dilakukan Sampai 2022? Begini Hasil Studi Harvard!

By None, Kamis, 16 April 2020 | 21:47 WIB
Ilustrasi Social Distancing (ake1150sb/Istockphoto)

Cewekbanget.id - Berdasarkan data dari pemerintah Indonesia lewat situs resmi penanganan wabah covid-19, per data hari ini (16/04) sudah ada 5.516 orang yang positif terinfeksi virus corona.

Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah untuk #HadapiCorona dan mencegah penyebaran covid-19 yang semakin meluas. Diantaranya dengan social distancing dan yang terbaru adalah diberlakukannya PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar di beberapa daerah.

Baca Juga: Tampil Kece Pakai Outer Ala Putri Tommy Soeharto, Gayanti Hutami!

"Sampai kapan ya, kita harus melakukan social distancing?" mungkin itu jadi salah satu pertanyaan yang timbul di benak kita, ketika membahas soal social distancing atau pembatasan aktivitas sosial secara fisik selama pandemi ini. 

Yuk kita simak penjelasan hasil studi Harvard soal social distancing, yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah!

Social distancing sampai 2022?

Berdasarkan studi oleh peneliti Harvard TH Chan School of Public Health yang ditulis dalam sebuah jurnal ilmiah, peneliti memprediksi bahwa pandemi ini mungkin akan terjadi lagi ketika kebijakan social distancing langsung dihapuskan sekaligus. 

Mereka berpendapat menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang dilakukan hanya satu kali dapat mengakibatkan "epidemi puncak tunggal berkepanjangan" yang akan membebani sistem perawatan kesehatan.

Enggak heran kalau peneliti juga menyebutkan adanya kemungkinan penerapan social distancing dibutuhkan sampai tahun 2022. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah gelombang lain virus corona baru.

Para peneliti mempelajari virus corona lain yang berkaitan dengan virus corona jenis baru (saat ini) yang menyebabkan Covid-19 mensimulasikan sejumlah hasil potensial untuk pandemi saat ini.

Ilustrasi - Pasien positif Covid-19 di Amerika Serikat terus bertambah setiap harinya.

Apalagi kalau obat farmasi atau vaksin covid-19 belum ditemukan dan kapasitas rumah sakit dan juga tenaga medis belum siap sepenuhnya.

"Jarak yang terputus-putus (berselang-seling) mungkin diperlukan hingga tahun 2022 kecuali jika kapasitas perawatan kritis meningkat secara substansial atau pengobatan atau vaksin (telah) tersedia," ungkap para peneliti dalam studi tersebut, dilansir dari kompas.comYup! social distancing dari waktu ke waktu jadi salah satu kunci untuk menahan pandemi ini dan juga mengurangi beban rumah sakit kalau seandainya virus ini tetap ada.

Baca Juga: Serasi! Intip Penampilan Kompak Al Ghazali & Alyssa Daguise Pakai Outfit Putih!

Sebagai informasi tambahan, berdasarkan laporan peneliti pada jurnal ilmiah tersebut, covid-19 akan menjadi penyakit musiman seperti flu biasa, tetapi dengan tingkat penularan yang lebih tinggi dan berlangsung selama berbulan-bulan.

Namun, peneliti mengaku masih banyak yang belum diketahui, termasuk tingkat kekebalan yang didapat dari infeksi covid-19 sebelumnya dan berapa lama hal itu akan berlangsung.

Untuk itu girls, selama belum ada vaksi untuk emngatasi covid-19 ini, menjaga jarak dengan orang lain akan sangat berpengaruh menekan pertumbuhan virus.

Selain itu, menjaga jarak sehingga virus enggak cepat menyebar juga membantu memberikan waktu kepada rumah sakit untuk meningkatkan perawatan klinis.

Baca Juga: Enggak Nyangka! Soda & 5 Hal Ini Ternyata Bisa Merusak Gigi, Lho!

Terakhir, social distancing yang dilakukan selama dua tahun, diharapkan dapat menghentikan munculnya gelombang kedua covid-19.Itu dia penjelasan tentang social distancing hingga 2022 guna #HadapiCorona. Tetap semangat dan stay safe, girls!

(*)

Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judul "Studi Harvard: Tanpa Vaksin dan Obat, Social Distancing Bisa Diberlakukan Sampai 2022"