Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Maag Kronis Saat Berpuasa!

By Salsabila Putri Pertiwi, Selasa, 19 Mei 2020 | 12:35 WIB
Gejala maag (hellosehat.com)

Ada beberapa penyebab maag kronis, secara umum akibat adanya sekumpulan kondisi yang menyebabkan peradangan kronis di dinding mukosa perut.

Beberapa penyebab lainnya misalnya infeksi bakteri H. pylori yang dapat menginfeksi lewat air, makanan, liur, dan cairan tubuh lainnya bahkan sejak dini.

Masalah dinding lambung pun dapat menjadi penyebab timbulnya maag kronis dan dapat dipicu oleh berbagai hal seperti konsumsi obat non-steroid dalam jangka panjang, stres, cedera, paparan radiasi, dan refluks empedu.

Sedangkan salah satu penyebab lainnya adalah kondisi autoimun, ketika dinding lambung justru diserang oleh sistem kekebalan tubuh kita sendiri tanpa alasan yang jelas.

Maag kronis pun dapat disebabkan oleh alergi makanan, infeksi virus dan jamur, iritasi usus besar, serta kebiasaan buruk seperti mengonsumsi makanan berpengawet, tinggi garam, berlemak jenuh, dan kebiasaan merokok maupun mengonsumsi alkohol.

Baca Juga: Waspada, Gejala Jantung Koroner Mirip dengan Penyakit Maag. Ini yang Membedakannya!

Mengubah Gaya Hidup

Gaya hidup pemicu kanker

Maag kronis dapat ditangani dengan sejumlah obat-obatan sesuai resep dokter.

Tapi yang paling utama, konsumsi obat-obatan harus sejalan dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan sebaliknya.

Salah satu yang bisa dilakukan jika kita mengidap maag kronis adalah mengurangi asupan makanan pedas, berminyak, asam, terlalu asin, dan minuman beralkohol.

Baca Juga: Maag dan 5 Penyakit Lainnya yang Sering Menyerang Kita di Bulan Puasa. Ini Cara Mengatasinya!

Selain itu, saat ciri-ciri maag muncul, makanlah dengan porsi kecil namun frekuensinya bertambah.

Imbangi pula dengan mengonsumsi makanan kaya antioksidan, serat, dan probiotik seperti sayur, buah, gandum, yogurt, dan protein rendah lemak.

Juga, jangan terlalu stres agar kita dapat mencegah naiknya asam lambung dan segera periksakan diri ke dokter apabila gejala dan perasaan enggak nyaman pada lambung terus terjadi.

(*)