Cuti Lebaran, Angka Kasus Melonjak
Menurut Windhu, lonjakan angka kasus positif COVID-19 dapat terjadi karena Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) se-Indonesia melangsungkan cuti Lebaran selama 2 hari.
Jadi, tes swab PCR COVID-19 di seluruh daerah di Indonesia pun enggak dilakukan, sehingga Windhu mengkhawatirkan terjadinya penumpukan laporan kasus COVID-19.
"Jadi, jangan senang dulu karena Lebaran tiba-tiba ada laporan COVID-19 di Indonesia menurun, itu keliru," ujar Windhu saat dihubungi pada Sabtu (23/5/2020), dilansir dari Grid Health, "BBLK libur, ya pasti menurun karena enggak ada yang meriksa."
Peningkatan Pergerakan Manusia Usai Lebaran
Bahkan, Windhu memprediksi akan ada pelonjakan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia 7 hari setelah Lebaran.
Hal itu terjadi lantaran akan ada pergerakan manusia yang tinggi dalam 3 hari ke depan selama masa Lebaran.
"Bisa meningkat dobel itu karena ada hutang libur laporan dan pemeriksaan spesimen yang pengerjaanya 4-6 hari setelah Lebaran," kata Windhu.
Masih digelarnya salat Ied serta beberapa tradisi Lebaran seperti salam-salaman di masjid, takbir keliling, dan nyekar ke makam juga dapat menjadi faktor penyebab peningkatan dan penumpukan laporan kasus positif COVID-19 di Indonesia pasca-Lebaran.