Vaksin flu yang ada saat ini tampak enggak dapat melindungi dari virus itu, meskipun dapat diadaptasi untuk melakukannya jika diperlukan.
Melansir sciencemag.org, virus ini merupakan campuran unik dari 3 garis keturunan, yaitu salah satunya mirip dengan strain yang ditemukan pada burung Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi 2009, dan H1N1 Amerika Utara yang memiliki gen dari virus flu burung, manusia, dan babi.
Varian G4 secara khusus memprihatinkan lantaran intinya adalah virus flu burung, yang kondisinya adalah manusia enggak punya kekebalan terhadapnya, dengan sedikit campuran mamalia.
"Dari data yang disajikan, tampaknya ini adalah virus flu babi yang siap untuk muncul pada manusia. Jelas situasi ini perlu dipantau dengan sangat cermat," kata ahli biologi evolusi di University of Sydney Edward Holmes.
Baca Juga: Sudah Ada Masker Transparan Buat Cegah Virus Corona. Efektifkah?
Potensi Pandemi Rendah
Sun Honglei, penulis pertama makalah ilmiah tentang identifikasi potensi pandemi influenza babi dari China Agricultural University (CAU), mengatakan bahwa dimasukkannya gen G4 dari pandemi H1N1 2009 dapat mempromosikan adaptasi virus yang mengarah pada penularan dari manusia ke manusia.
Karenanya, sangat penting untuk memperkuat pengawasan babi dari China untuk virus influenza.
Virus influenza sering berpindah dari babi ke manusia, tapi kebanyakan enggak kemudian menular antarmanusia, terbukti dari 2 kasus infeksi G4 manusia yang telah didokumentasikan dan keduanya adalah infeksi buntu yang enggak menular ke orang lain.
Baca Juga: Pilek, Mual, dan Diare Jadi Gejala Baru Virus Corona Menurut CDC!
"Kemungkinan varian tertentu ini akan menyebabkan pandemi adalah rendah," kata Martha Nelson, seorang ahli biologi evolusi di Pusat Internasional Institut Kesehatan Nasional AS Fogarty yang mempelajari virus influenza babi di Amerika Serikat dan penyebarannya ke manusia.
Namun Nelson mencatat bahwa enggak ada yang tahu tentang pandemi H1N1, yang melonjak dari babi ke manusia, hingga kasus manusia pertama muncul pada tahun 2009.
"Influenza dapat mengejutkan kita, dan ada risiko bahwa kita mengabaikan influenza dan ancaman lain saat ini dari COVID-19," kata Nelson.
Namun ukuran sampel yang relatif kecil membuatnya sulit untuk mengetahu apakah penyebarannya merupakan masalah yang berkembang
(*)