Marak Terjadi Pelecehan Seksual, Jangan Salahkan Pakaian Korban!

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 3 Juli 2020 | 17:11 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual (hrexecutive.com)

CewekBanget.ID - Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kasus pelecehan seksual oleh pegawai Starbucks terhadap pengunjung kafe tersebut melalui tayangan CCTV, Rabu (1/7/2020).

Meski oknum tersebut sudah ditindak tegas oleh pihak perusahaan dan ditangkap oleh polisi, hal itu juga menyadarkan kita kalau pelecehan dan kekerasan seksual masih marak terjadi, khususnya terhadap cewek.

Sayangnya, masih ada saja nih, yang menyalahkan korban dengan anggapan kalau pakaian korban yang minim atau terbuka menjadi penyebab terjadinya tindakan tersebut.

Baca Juga: Pelecehan Seksual oleh Pegawai Starbucks Lewat CCTV Viral di Medsos!

Padahal pelecehan dan kekerasan seksual enggak ada kaitannya dengan pakaian korban, lho!

Bukan Salah Korban

Dilansir dari Kompas.com pada Jumat (3/7/2020), Wakil Ketua Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin menegaskan, dari data yang ada pelecehan seksual enggak ada kaitannya dengan pakaian.

"Bukan pakaiannya, tapi pelakunya yang harus kita perhatikan. Karena sepanjang hidupnya, setiap perempuan pernah mengalami pelecehan seksual," kata Mariana kepada Kompas.com, Kamis (2/7/2020).

Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang dilaksanakan secara nasional pada akhir tahun 2018 selama 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) juga pernah menyoal cara berpakaian korban yang sering dijadikan kambing hitam.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, Ini 5 Tanda Kita Kena Pelecehan Seksual!

Dari analisis data survei yang diikuti oleh lebih dari 62.000 orang, koalisi menemukan fakta menarik yang membantah mitos-mitos yang beredar terkait pelecehan seksual.

Menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan justru memakai celana atau rok panjang (18%), hijab (17%), dan baju lengan panjang (16%) saat mengalami pelecehan seksual alih-alih mengenakan baju terbuka.

Bisa Terjadi Kapan Saja

Hasil survei juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%), berbeda dari mitos yang banyak dipercaya orang bahwa pelecehan seksual terjadi karena korban berada di luar rumah pada malam hari.

"Selama ini korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap ‘mengundang’ aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari. Tapi semua anggapan itu bisa dibantah dengan hasil survei ini," kata founder perEMPUan Rika Rosvianti (Neqy) mewakili koalisi, seperti dilansir dari Kompas.com.

"Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari,” lanjut Neqy.

Baca Juga: 6 Fakta Seniman Musik Instrumen Jadi Pelaku Pelecehan Seksual. Korbannya Lebih dari 8 Orang!

Pada awal tahun 2020 juga pernah terjadi pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor terhadap seorang perempuan mengenakan jilbab panjang.

Hal itu membuktikan bahwa pakaian korban sama sekali enggak ada hubungannya dengan peluang menjadi target pelecehan.

Dengan kata lain, sebenarnya yang harus dikontrol adalah pikiran pelaku, bukan pakaian korban.

Jangan sampai juga kita menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual, ya!

Kalau kita pernah mengalaminya, jangan takut untuk speak up atau bercerita kepada orang terdekat yang bisa kita percaya.

(*)