6 Mitos Keliru Seputar COVID-19 di Era New Normal Jangan Dipercaya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 9 Juli 2020 | 15:10 WIB
Cara Jepang #hadapicorona (Foto: AFP)

CewekBanget.ID - Pembatasan sosial dan aturan lockdown mungkin tampak sudah longgar, tapi bukan berarti situasi saat ini sudah aman dan pandemi COVID-19 sudah mereda ya, girls.

Kita tetap dianjurkan untuk memakai masker dan menjaga jarak selama beraktivitas di era new normal ini. 

Pasalnya, mengabaikan imbauan ini dapat menyebabkan lonjakan mendadak kasus baru penularan COVID-19.

Baca Juga: Enggak Pakai Toilet Umum dan Tips Lain Berwisata Saat New Normal!

Sayangnya ada beberapa mitos yang mungkin disalahpahami beberapa orang terkait situasi pandemi saat ini sehingga mereka mulai enggak peduli dengan protokol kesehatan yang masih berlaku.

Apa saja sih, hal yang kerap dipahami keliru oleh orang-orang?

Perekonomian Aktif Berarti Pandemi Membaik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, meskipun banyak negara membuat kemajuan dalam mengelola COVID-19, dunia masih jauh dari akhir pandemi.

Para ahli kesehatan juga percaya bahwa kita belum mencapai kondisi terburuk dari pandemi COVID-19.

Di Amerika misalnya, banyak orang beranggapan bahwa AS telah mencapai herd immunity, padahal faktanya yang terinfeksi hanya 5-8% dari populasi, sedangkan untuk mendapatkan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap COVID-19 dibutuhkan 70-90% orang.

Herd Immunity adalah Solusi Terbaik

Skema 'herd immunity.'

Beberapa orang percaya bahwa herd immunity adalah kunci untuk mengakhiri perang melawan virus corona.

Tapi, jalan menuju ke sana sangat berbahaya dan bisa mengorbankan banyak nyawa, karena untuk mencapai herd immunity kita membutuhkan hingga 90% populasi manusia dalam satu wilayah terinfeksi virus untuk membentuk kekebalan imun kelompok.

Sementara itu, sejak awal pandemi, rumah sakit sudah menghadapi tantangan dalam mengakomodasi semua pasien dengan COVID-19.

Enggak terbayang kan, jika sebagian besar populasi yang terinfeksi dirawat di rumah sakit bersamaan dengan penyakit atau kondisi lain yang juga membutuhkan perawatan intensif?

Baca Juga: New Normal #HadapiCorona, Pemerintah Enggak Terapkan Herd Immunity!

Enggak Perlu Pakai Masker

Ilustrasi melepas masker

Wah, yang satu ini jangan sampai kita lakukan, girls, tetaplah mengenakan masker wajah saat beraktivitas di luar rumah!

Sebagai contoh, masyarakat di Arizona, Florida, dan Texas enggak diharuskan memakai masker wajah dan sekarang negara-negara bagian di Amerika Serikat ini justru memiliki kasus COVID-19 tertinggi.

"Ketika ekonomi mulai beroperasi, masker wajah justru menjadi lebih penting," kata Jeremy Howard, seorang ilmuwan penelitian di University of San Francisco seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Menurut perkiraan dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington, jika 95% orang di AS mengenakan masker wajah selama berada di tempat umum, negara itu dapat menghindari 33.000 kematian pada 1 Oktober.

Pemeriksaan Suhu Tubuh dapat Jadi Acuan Deteksi COVID-19

Cara Jepang #hadapicorona

Pemeriksaan suhu tubuh enggak dapat mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus corona atau enggak.

Ingat, ada pula orang yang terinfeksi virus corona tanpa gejala sehingga mereka enggak akan merasa sakit atau mengalami demam, tetapi tentu saja bisa menularkan virus corona.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa 40% transmisi penularan COVID-19 terjadi tanpa gejala COVID-19.

Baca Juga: #HadapiCorona, Ini 4 Tips Aman saat Bertransaksi Menggunakan Uang

Masyarakat Usia Muda Enggak Perlu Khawatir

Jangan sepelekan pandemi hanya karena kita masih remaja!

Memang, pada hari-hari awal pandemi, para ahli melaporkan bahwa hanya orang dewasa yang berusia lebih tua dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah memiliki risiko tinggi terkena virus corona.

Tetapi, ada semakin banyak orang dari Gen Z dan kelompok milenial yang terinfeksi virus corona dalam beberapa bulan terakhir.

Banyak pasien berusia muda juga menderita komplikasi serius karena COVID-19.

Hasil Tes Negatif Berarti Aman

Penn Medicine memperingatkan, beberapa pengujian virus corona memberikan hasil negatif palsu, maksudnya kemungkinan kita mengidap COVID-19 tetapi enggak terdeteksi oleh tes.

Beberapa orang dengan COVID-19 memang masih bisa mendapatkan hasil negatif.

Karena itu, sangat penting menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker dan menjaga jarak, untuk mencegah penyebaran virus corona.

(*)