Bahaya, Asupan Gula Bisa Tingkatkan Depresi! Ini 5 Alasan Ilmiahnya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 10 Juli 2020 | 13:10 WIB
makanan manis (food.ndtv.com)

CewekBanget.ID - Banyak orang percaya, mengonsumsi makanan atau minuman manis dengan kadar gula tinggi bisa menjadi mood booster instan saat sedang merasa down atau mengalami gejala depresi dan serangan cemas (anxiety).

Tapi sebetulnya gula justru diasosiasikan sebagai bentuk pelarian yang enggak sehat atas hal tersebut, lho!

Pasalnya, asupan gula berlebih dapat meningkatkan risiko mood disorder serta peradangan pada jaringan tubuh, yang gejalanya berhubungan dengan depresi.

Baca Juga: Manfaat Sarapan di Pagi Hari, Bisa Mengurangi Risiko Depresi!

Ini dia beberapa alasan konsumsi gula berlebih enggak baik bagi kesehatan tubuh dan mental.

Dapat Memengaruhi Mood

Ilustrasi remaja depresi

Pernah mendengar atau mengalami 'sugar rush'?

'Sugar rush' adalah perasaan punya energi lebih setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis yang mengandung gula.

Beberapa orang merasa mengonsumsi gula dapat memberikan mereka energi lebih dan membuat mereka lebih riang sehingga menjadikannya sebagai kebiasaan.

Namun beberapa penelitian menemukan fakta bahwa konsumsi gula enggak benar-benar punya manfaat positif bagi mood.

Bahkan sebaliknya, riset baru-baru ini menemukan bahwa konsumsi gula yang tinggi meningkatkan risiko mood disorder.

Menurut sebuah riset di tahun 2019, konsumsi pemanis dan lemak yang tinggi secara teratur berhubungan erat dengan perasaan cemas yang dialami orang dewasa di atas usia 60 tahun.

Baca Juga: Pandemi Bisa Sebabkan Depresi! Kenali dan Waspadai Tanda-tandanya!

Mengurangi Kemampuan Menghadapi Stres

Menyantap makanan manis mungkin membuat kita merasa lebih tenang dan lebih bahagia.

Namun hal itu sebetulnya karena gula memang dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk merespon stres dengan cara menekan bagian hypothalamic pituitary adrenal (HPA) pada otak yang mengontrol reaksi kita menghadapi stres.

Sebuah penelitian di University of California yang dilakukan pada 19 orang cewek mengungkap gula dapat menghalangi produksi kortisol (hormon stres) dan meminimalkan sensasi rasa cemas dan tegang.

Namun, hal itu juga yang akhirnya membuat tubuh kita seakan ketagihan gula dan bila dituruti akhirnya menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius pada tubuh.

Gula dapat Meningkatkan Risiko Depresi

Setelah kejadian yang kurang menyenangkan atau hari yang melelahkan, mengonsumsi makanan manis yang menjadi comfort food mungkin bisa membuat mood kita terasa lebih baik.

Tapi siklus mengonsumsi gula untuk memperbaiki emosi kita malah bisa memperparah perasaan sedih, lelah, dan putus asa yang kita rasakan.

Konsumsi gula yang berlebihan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada kerja otak yang lantas mengakibatkan depresi.

Sebuah riset pada 2017 menganalisa konsumsi gula dari sekitar 23.000 orang dan menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 67 atau lebih gram gula per hari (sekitar 17 sendok teh gula atau sekitar dua kaleng Coke) memiliki risiko 23% lebih tinggi untuk terserang depresi atau kecemasan dibanding mereka yang hanya mengonsumsi sekitar 40 gram (10 sendok teh) gula per hari.

Baca Juga: 5 Tanda untuk Mendeteksi Depresi di Usia Remaja. Jangan Anggap Remeh!

Sensasi Ketagihan di Otak

Sering merasa craving makanan dan minuman manis?

Sebuah penelitian mengungkap bahwa rasa manis pada gula dapat menimbulkan sensasi kenikmatan pada otak yang lebih tinggi dari kokain.

Artinya, sensasi tersebut dapat menimbulkan efek ketagihan dan membuat otak kita mengirim sinyal untuk mencari rasa manis di mulut kita.

Oleh karena itu, mengurangi asupan gula bukan hal mudah bagi mereka yang memang terbiasa atau menyukai makanan dan minuman manis.

Berhenti mengonsumsi gula secara mendadak dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti rasa cemas, mudah terganggu, pusing, dan lelah.

Sebab itu, bagi kita yang mengidap anxiety dan terbiasa mengonsumsi gula sebagai mood booster, yang disarankan adalah mengurangi gula secara perlahan dibanding langsung berhenti mengonsumsi sama sekali yang dapat menimbulkan sensasi seperti panic attack.

Memperlemah Otak

Ilustrasi wanita menangis

Pernah merasakan food coma setelah mengonsumsi makanan full course dengan dessert manis atau setelah menyantap makanan manis terlalu banyak?

Sebuah riset di tahun 2015 mengungkapkan bahwa konsumsi minuman dengan pemanis dapat menghambat fungsi kognitif otak seperti memori dan kemampuan membuat keputusan.

Pada studi lainnya, hasil tes memori dan kemampuan mengontrol pola makan responden jauh berkurang setelah menjalani diet yang tinggi lemak dan gula selama 7 hari.

Apapun yang berlebihan memang cenderung enggak baik girls, termasuk gula, tapi bukan berarti kita enggak boleh mengonsumsi gula sama sekali, kok!

Kita cukup mengurangi asupan gula sehari-hari dan fokus pada konsumsi makanan bernutrisi lainnya seperti gandum, buah-buahan, sayuran, dan sebagainya.

(*)