CewekBanget.ID - Thermo Gun belakangan diperdebatkan di kalangan netizen.
Ada anggapan kalau thermo gun bisa membahayakan otak kita jika berkali-kali dipakai.
Tentunya isu thermo gun bahaya buat otak ini jadi bikin publik resah.
Baca Juga: Sebelum Terlambat, Ini 6 Cara yang Bisa Dilakukan Buat Cegah Diabetes Tipe 2!
Mungkin kita salah satu orang yang jadi ragu apa benar kalau pakai thermo gun akan memberikan pengaruh pada otak kita.
Padahal di tengah pandemi kayak gini, kita enggak mau dong ya muncul masalah baru dari tindakan pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Lantas benarkah penggunaan thermo gun itu berbahaya untuk otak manusia?
Ketua Departemen Fisika Kedokteran/Klaster Medical Technology IMERI FKUI, Prasandhya Astagiri Yusuf menyatakan, thermo gun merupakan salah satu jenis termometer inframerah untuk mengukur temperatur tubuh yang umumnya di arahkan ke dahi.
Berbeda dengan termometer raksa atau termometer digital yang menggunakan prinsip rambatan panas secara konduksi, termometer ini menggunakan prinsip rambatan panas melalui radiasi.
"Dalam prinsip ilmu fisika kedokteran, setiap benda dengan temperatur lebih besar dari 0 Kelvin akan memancarkan radiasi elektromagnetik atau sering disebut dengan radiasi benda hitam (Asas Black)," ujarnya seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (21/7/2020).Kelvin (K) adalah satuan baku untuk temperatur dengan konversi 0 derajat Celsius setara dengan 273 K.
Yusuf mengungkapkan, kisaran suhu tubuh manusia normal 36-37,5 derajat Celsius berada di dalam pancaran spektrum inframerah jika dilihat dari jangkauan radiasi elektromagnetik.
"Energi radiasi dari permukaan tubuh ditangkap dan kemudian diubah menjadi energi listrik dan ditampilkan dalam angka digital temperatur derajat Celcius pada thermo gun," ucap Yusuf.
Gejala Demam Covid-19Prinsip teknologi serupa, lanjut Yusuf, juga digunakan di kamera termal untuk skrining temperatur di bandara serta thermal goggles di militer untuk mendeteksi keberadaan seseorang di malam hari yang gelap.
Termometer inframerah yang tersedia di pasaran umumnya untuk mendeteksi temperatur gendang telinga (termometer telinga) atau temperatur dahi (termometer dahi).
Yusuf memaparkan, termometer dahi lebih cocok untuk skrining gejala demam Covid-19 karena hanya perlu "ditembak" ke arah dahi tanpa perlu kontak/bersentuhan langsung dengan kulit.
"Termometer ini mendeteksi temperatur arteri temporal pada dahi untuk mengestimasi suhu tubuh seseorang.
Hal yang perlu diperhatikan adalah akurasi pengukuran temperatur bergantung pada jarak dan sudut alat thermo gun terhadap objek yang diukur," papar Yusuf.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Gampang Banget Menyesuaikan Diri dalam Keadaan Apapun!Maka dari itu, imbuhnya, jangan heran jika hasil pengukuran bisa berubah-ubah.
Satu parameter penting yang menentukan tingkat akurasi pengukuran thermo gun adalah perbandingan jarak dengan luas titik pengukuran.
Biasanya, angka perbandingan ini adalah 12:1. Dengan kata lain, untuk mengukur suatu titik dengan luas 1 cm persegi, jarak pengukuran ideal adalah 12 cm.
"Di sinilah sebenarnya peran laser dalam suatu thermo gun, yaitu membantu operator menentukan titik pusat pengukuran," ucap Yusuf.
Sudah Lama Digunakan
Sementara itu, dokter Pendamping Pasien Kanker RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat, dr Maria Shanty menegaskan, thermo gun tidak berbahaya untuk otak.
Ia menyebut, logika mengenai thermo gun dikatakan dapat merusak otak sama sekali tidak benar.
"Logika itu (thermo gun dapat merusak otak) tidak benar," kata Shanty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/7/2020).
Shanty kembali menegaskan, thermo gun merupakan salah satu alat medis dan sudah lama digunakan di rumah sakit mana pun.Sepengetahuannya, para ahli kedokteran telah melakukan penelitian dan mendapatkan bahwa sinar infrared pada thermo gun tidak memancarkan energi atau radiasi.
Baca Juga: Tokopedia Gelar Festival 'Waktu Indonesia Belanja'! Ada BTS Tampil!
Justru, jelas Shanty, tubuh manusia yang memancarkan radiasi infrared yang diserap oleh thermo gun dan kemudian menginterpretasikannya sebagai suhu tubuh.
"Sebab manusia memancarkan panas dalam bentuk radiasi termal," ungkap Shanty.
Shanty menuturkan, thermo gun didesain untuk mengukur suhu tanpa perlu kontak dekat dengan orang yang diperiksa.
Ia mencontohkan misalnya seperti apa yang dilakukan di bandara, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan area publik lainnya.
"Selain melakukan sebagai alat screening pengunjung, secara prosedur meminimalkan risiko infeksi Covid-19 pada petugasnya," terang Shanty.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Thermo Gun Disebut Bahayakan Otak, Berikut Penjelasan Ahli."
(*)