Bisa Meredakan Perut Kembung, Apa Saja Manfaat dan Risiko Jahe?

By Salsabila Putri Pertiwi, Sabtu, 1 Agustus 2020 | 14:10 WIB
Jahe (hellosehat.com)

CewekBanget.ID - Kita tentu sudah enggak asing lagi dengan jahe dan minuman olahannya.

Rasanya yang khas mampu menghangatkan saat cuaca dingin, juga sederet manfaat jahe lainnya.

Tapi selain manfaat, jahe juga memiliki beberapa risiko, girls.

Apa saja, ya?

Baca Juga: 4 Makanan yang Bisa Meredakan Migrain, Gampang Banget Buat Ditemukan!

Manfaat Jahe

Jahe, kunyit, dan serai

Pada dasarnya, jahe bekerja untuk pencernaan, serta secara alami bisa mengurangi masalah yang berhubungan dengan perut misalnya mual, masalah pencernaan, hingga disebut mengurangi potensi kanker.

Jahe juga bisa mereduksi gas pada sistem pencernaan.

Manfaat tersebut juga bisa berdampak pada berkurangnya kondisi perut buncit, baik karena kembung atau memang diameter perut sesungguhnya.

Konsumsi jahe direkomendasikan sebagai obat alami mengecilkan perut dan diet.

Baca Juga: Jahe Hangat dan 5 Minuman Ini Baik untuk Lambung Saat Puasa Ramadhan!

Enggak perlu meminum hingga segelas jahe setiap hari untuk merasakan manfaatnya, kok!

Jahe bisa dinikmati lewat bumbu yang dicampurkan dalam makanan, atau pun jahe segar. 

Lalu, untuk mengobati kembung atau mual, cobalah mengunyah seiris jahe segar atau mencampurkannya dengan air hangat.

Bisa pula dengan mengonsumsi jahe yang diberi campuran lemon.

Risiko

Jahe merah

Tapi meski memiliki banyak manfaat, ternyata ada pula risiko mengonsumsi jahe.

Seperti makanan lainnya, konsumsi jahe terlalu banyak justru akan memberikan dampak buruk, salah satunya iritasi pada rongga mulut.

Jahe juga berpotensi menjadi anti-platelet alias pencegah penggumpalan darah melebihi aspirin.

Baca Juga: Coba Minum Campuran 3 Rempah yang Bisa Sembuhkan Segala Penyakit!

Jadi, jika sudah mengonsumsi aspirin sebagai pengencer darah, konsumsi jahe secara rutin bisa menimbulkan bahaya medis.

Jahe pun bisa berinteraksi dengan obat-obatan lainnya, oleh karena itu akan lebih baik jika kita mendiskusikan hal ini dengan dokter, sebelum secara rutin mengonsumsi jahe. 

(*)