Tentang Fetish
Menurut Web MD, orang dengan fetish memiliki dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati.
Jadi, seseorang menjadi terangsang secara seksual dengan memakai atau menyentuh objek.
Obyek festish bisa berupa pakaian, seperti pakaian dalam, sepatu cewek misalnya high heels, atau lingerie.
Fetish dapat menggantikan aktivitas seksual dengan pasangan atau dapat digunakan saat beraktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.
Ada pula gangguan seksual lain terkait fetish, yaitu parsialisme atau fetish yang melibatkan gairah seksual oleh bagian tubuh, seperti kaki, payudara, atau pantat.
Sebelumnya, fetish disorder yang berputar di sekitar bagian-bagian tubuh nongenital dikenal sebagai parsialisme, sedangkan dalam versi terbaru parsialisme disatukan menjadi kelainan fetisisme.
Kelainan Fetish
Menurut DSM-5, fetish disorder dicirikan sebagai suatu kondisi ketergantungan terus-menerus atau berulang pada obyek yang enggak hidup (seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi), atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh (kebanyakan nongenital, seperti kaki) untuk mencapai gairah seksual.
Jadi kepuasan seksual seseorang tercapai dengan penggunaan obyek yang dimaksud.
Karena fetish dialami banyak individu, diagnosis kelainan fetish atau fetishistic disorder hanya diberikan jika ada stres atau tekanan yang menyertainya atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya sebagai akibat dari fetish.
Kalau ada orang yang mengidentifikasi diri sebagai fetishist (orang dengan fetish) tapi enggak melaporkan gangguan klinis terkait, ia akan dianggap memiliki fetish tetapi bukan gangguan fetishistic.
Baca Juga: Definisi Seks dan Gender Itu Enggak Sama Lho! Gini Ngebedainnya!