Viral Kasus Gilang 'Kain Jarik' di Media Sosial, Apa Itu Fetish?

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 30 Juli 2020 | 13:33 WIB
memakai heels (thelist.com)

CewekBanget.ID - Baru-baru ini warganet dibuat gempar dengan thread mengenai kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang cowok bernama Gilang.

Berdasarkan cerita dari salah satu korban yang membuat thread di Twitter tersebut, Gilang memperdaya korban dan temannya agar membungkus diri dengan kain jarik dan difoto atau direkam untuk dikirimkan kepadanya.

Meski Gilang awalnya berdalih aksi bungkus-membungkus orang itu dilakukan untuk penelitian tugas akhir di kampusnya, korban pun kemudian sadar kalau dirinya telah menjadi korban pelecehan seksual.

 

Baca Juga: 5 Mitos Tentang Seks yang Enggak Perlu Kita Percaya. Ngawur Banget!

Setelah thread tersebut viral, banyak orang yang rupanya pernah menjadi korban cowok tersebut juga angkat bicara dan menceritakan pengalaman mereka diminta Gilang untuk membungkus diri sendiri atau orang lain, bahkan hingga dipegang bagian vital untuk melihat reaksinya.

Korban yang kemudian diberikan link berita mengenai fetish kain jarik serta warganet pun menyimpulkan bahwa Gilang memiliki ketertarikan seksual terhadap kain jarik dan 'bungkus-membungkus' orang.

Nah, sebetulnya apa sih, yang dimaksud dengan fetish itu sendiri?

Tentang Fetish

Menurut Web MD, orang dengan fetish memiliki dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati.

Jadi, seseorang menjadi terangsang secara seksual dengan memakai atau menyentuh objek.

Obyek festish bisa berupa pakaian, seperti pakaian dalam, sepatu cewek misalnya high heels, atau lingerie.

Fetish dapat menggantikan aktivitas seksual dengan pasangan atau dapat digunakan saat beraktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.

Ada pula gangguan seksual lain terkait fetish, yaitu parsialisme atau fetish yang melibatkan gairah seksual oleh bagian tubuh, seperti kaki, payudara, atau pantat.

Sebelumnya, fetish disorder yang berputar di sekitar bagian-bagian tubuh nongenital dikenal sebagai parsialisme, sedangkan dalam versi terbaru parsialisme disatukan menjadi kelainan fetisisme.

 

Kelainan Fetish

Menurut DSM-5, fetish disorder dicirikan sebagai suatu kondisi ketergantungan terus-menerus atau berulang pada obyek yang enggak hidup (seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi), atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh (kebanyakan nongenital, seperti kaki) untuk mencapai gairah seksual.

Jadi kepuasan seksual seseorang tercapai dengan penggunaan obyek yang dimaksud.

Karena fetish dialami banyak individu, diagnosis kelainan fetish atau fetishistic disorder hanya diberikan jika ada stres atau tekanan yang menyertainya atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya sebagai akibat dari fetish.

Kalau ada orang yang mengidentifikasi diri sebagai fetishist (orang dengan fetish) tapi enggak melaporkan gangguan klinis terkait, ia akan dianggap memiliki fetish tetapi bukan gangguan fetishistic.

Baca Juga: Definisi Seks dan Gender Itu Enggak Sama Lho! Gini Ngebedainnya!

Obyek Fetish

Ilustrasi pakaian dalam

Benda fetish yang umum biasanya seperti pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang dari karet, dan pakaian dari kulit.

Sedangkan bagian tubuh yang berhubungan dengan fetisisme termasuk kaki, jari kaki, dan rambut.

Fetish juga umumnya bisa melibatkan benda mati dan hidup dan untuk beberapa orang gambar benda fetish dapat menyebabkan gairah, meskipun banyak yang lebih memilih obyek yang sebenarnya untuk mencapai gairah.

Fetish dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu bentuk fetish dan media fetish.

Dalam bentuk fetish, bentuk benda itu penting, seperti sepatu hak tinggi.

Sementara itu, dalam fetish media, bahan dari obyek seperti sutra atau kulit dianggap penting.

Biasanya fetishists sering mengumpulkan objek yang mereka sukai.

Baca Juga: Wajib Tahu 5 Fakta Soal Keperawanan, Enggak Selamanya Soal Seks!

Kecenderungan Fetisisme

Dikutip dari Psychology Today, gangguan fetisisme jauh lebih umum dialami cowok daripada cewek.

Malah, DSM-5 menunjukkan, gangguan ini muncul hampir secara khusus pada cowok.

Fetisisme termasuk dalam kategori umum gangguan paraphilic, yang mengacu pada ketertarikan seksual yang intens pada benda atau orang di luar stimulasi genital dengan pasangan.

(*)