Dikabarkan 289 Siswa Papua Positif Covid-19 Pasca Dibuka Zona Kuning Belajar Tatap Muka

By None, Kamis, 13 Agustus 2020 | 18:36 WIB
Siswa Papua (foto : tribunnews)

CewekBanget.ID - Pandemi Covid-19 enggak hanya dirasakan di kota Jakarta saja, tapi sampai ke Papua lho, girls.

Sudah ada pasien positif Covid-19 juga di Papua sejak bulan Maret hingga Agustus 2020 ini.

Namun belakangan ada rumor kalau sebanyak 289 siswa di Papua positif Covid-19!

Baca Juga: Selena Gomez Ngaku Pengin Kolab Bareng Taylor Swift dan Bilang Bakal Rilis Album Baru!

Hal ini jadi ramai diperbincangkan karena dilansir dari laman Kompas.com, Papua mulai membuka zona kuning untuk pembelajaran tatap muka di Papua.

Dalam Bincang Sore yang digelar Kemendikbud secara virtual, Kamis (13/8/2020), Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD-Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri menyampaikan beberapa hal.

Beri klarifikasi pemberitaan

Menurut Jumeri, pihaknya telah mengklarifikasi pada dinas pendidikan terkait.

Bahkan pada berbagai dinas pendidikan yang lain di Indonesia, selain Papua.

"Hasil klarifikasi kami pada kepala dinas pendidikan setempat, ada kejadian klaster di satuan pendidikan," terang Jumeri saat memberikan keterangan terkait Evaluasi Implementasi Penyesuaian SKB Empat Menteri pada Bincang Sore tersebut.

"Namun khusus di Papua itu perlu kami luruskan bahwa itu akumulasi pasien Covid-19 sejak Maret hingga Agustus 2020," imbuhnya.

Baca Juga: Pakai Aluminium Foil, Ini Cara Cepat Menghilangkan Mata Panda!

Tak hanya itu saja, Jumeri juga menjelaskan bahwa ada 1 anak yang tertular Covid-19 tapi itu sebelum diberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Jadi, itu bukan karena kita membuka zona kuning untuk pembelajaran tatap muka di sekolah.

Tetapi jumlah 289 itu adalah akumulasi yang terpapar Covid-19 di Papua," jelasnya.

Tak hanya di Papua saja, Jumeri juga menjelaskan di beberapa wilayah lain di Indonesia.

Seperti di Balikpapan yang ada guru terpapar Covid-19.

Dirjen PAUD-Dikdasmen menjelaskan bahwa guru tersebut terpapar Covid-19 dari tetangganya dan bukan dari sekolah.

Bahkan setelah itu guru tersebut langsung diisolasi mandiri di rumah.Disamping itu, tempat tersebut juga belum dilaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Ada sisi positif

Jumeri mengungkapkan bahwa usai dilakukan revisi SKB 4 Menteri dan dilakukan pembukaan wilayah di zona kuning, di Pontianak, pemerintah daerah termasuk Gugus Covid daerah melakukan upaya preventif.

Yakni, sebelum sekolah dibuka, ada satu sekolah yang melakukan swab tes pada random siswa dan guru.

Hasilnya, ada 14 siswa dan 8 guru reaktif.

Baca Juga: Urutan Golongan Darah yang Gampang Akrab Sama Anak Kecil, O Juaranya Nih!

"Ini adalah contoh yang baik dari pemerintah daerah di Pontianak.

Sebelum sekolah dibuka dan dilakukan persiapan dengan menerapkan protokol kesehatan, maka diketahui ada yang reaktif," ujarnya.

Atas dasar itu, maka pembelajaran tatap muka di Pontianak harus ditunda terlebih dahulu.

Selain itu, di Tulungagung juga ada 1 siswa yang terpapar Covid-19.

Tetapi, siswa itu terpapar dari orangtuanya yang bekerja sebagai pedagang kendaraan.

"Ada sebuah SD di Tulungagung yang agak terpencil dan belum membuka pembelajaran tatap muka. Tapi ada 1 siswa yang terpapar," kata Jumeri.

"Di sana dibagi beberapa kelompok. Yakni dalam satu kelompok ada 5 siswa dan gurunya datang.

Karena 1 siswa terpapar, maka 4 siswa lain dilakukan tes dan hasilnya negatif tapi tetap dilakukan isolasi mandiri," imbuhnya.

Jadi, untuk menentukan dibuka atau tidaknya sekolah di zona hijau dan kuning, itu adalah kewenangan oleh pemerintah daerah dan sekolah setempat.

Bahkan kewenangan siswa masuk atau tidak ke sekolah itu juga diserahkan sepenuhnya kepada orang tua masing-masing.

Jika tidak diizinkan, maka siswa ikut pembelajaran jarak jauh.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Klarifikasi Kemendikbud Terkait Siswa Papua yang Terpapar Covid-19."

(*)