Duh, Kenapa Orang Doyan Bergosip? Gini Penjelasan Ilmiahnya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 27 Agustus 2020 | 20:50 WIB
Zodiak Bu Tejo di film Tilik. (Youtube Ravacana Films)

Definisi Ahli

Orang cenderung menganggap gosip identik dengan rumor jahat, fitnah, atau penyebaran berita yang menghebohkan.

Namun para peneliti sering mendefinisikannya secara lebih luas.

"Kami mengartikannya sebagai bicara tentang orang yang tidak ada," kata Megan Robbins, asisten profesor psikologi di The University of California, Riverside mengutip Time.

"Itu adalah sesuatu yang sangat alami bagi kami, bagian integral dari percakapan, berbagi informasi, dan bahkan pembangunan komunitas," lanjut Megan.

Sedangkan menurut David Ludden, profesor psikologi di Georgia Gwinnett College dan penulis The Psychology of Language: An Integrated Approach, gosip belum tentu berarti negatif, bahkan bisa positif atau netral.

Baca Juga: Ini 4 Zodiak Paling Bermuka Dua. Sering Gosip & Ngomongin Orang Lain!

Gosip 'Netral'

Dalam meta-analisis 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science, Robbins dan rekannya menemukan bahwa, dari rata-rata 52 menit sehari, 467 subjek menghabiskan waktu untuk bergosip, tiga perempat dari gosip itu sebenarnya netral.

Salah satu subjek misalnya, berbicara tentang seseorang yang menonton banyak film untuk mengikuti perkembangannya. 

Hanya sebagian kecil dari percakapan yang dianalisis, yakni sekitar 15%, yang dianggap sebagai gosip negatif.

Hal itu meskipun gosip positif masih menjadi bagian yang lebih kecil, hanya 9%.