Siklus Menstruasi Enggak Teratur? Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 1 Oktober 2020 | 22:05 WIB
Menstruasi (shape.com.sg)

Masalah Siklus Menstruasi Enggak Teratur

Kesimpulan tersebut muncul dari hasi penelitian terbaru yang diterbitkan di British Medical Journal.

Berdasarkan data yang dikumpulkan terhadap 80.000 orang, terungkap bahwa siklus menstruasi yang lama dan enggak teratur bisa terkait dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi sebelum seseorang berusia 70 tahun.

Tim peneliti yang terdiri atas para ilmuwan dari Harvard dan Tongji Medical College di Cina, mengomentari hasil penelitian tersebut dengan mengatakan bahwa gangguan hormonal adalah faktor utama dalam kesehatan dan masa hidup orang yang mengalami menstruasi.

Hal itu pula yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Hand Sanitizer dengan Kandungan Aloe Vera. Wajib Coba!

Gangguan Menstruasi dan Kematian Dini

Waspada 7 Penyakit yang Mengancam Sistem Reproduksi Wanita, Nyeri Haid Bisa Jadi Salah Satu Pertanda

Para peneliti meninjau data dari 79.505 perawat Amerika Serikat berusia 25-42 tahun, sebagai bagian dari studi yang dimulai pada tahun 1989.

Studi diperbarui setiap dua tahun hingga tahun 2013.

Dari sana terkumpul data perihal gaya hidup dan kesehatan partisipan, termasuk pola dan durasi siklus menstruasi mereka.

Pada awal penelitian, partisipan diminta mengingat informasi tentang menstruasi mereka dari usia 14-17 tahun.

Setelah mempertimbangkan variabel lain, peneliti menemukan hasil yang mengejutkan.

Hasilnya, perempuan yang secara konsisten mengalami siklus menstruasi enggak teratur atau panjang (40 hari atau lebih) berisiko mengalami kematian dini 41-71% lebih tinggi, yang sebagian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Bahkan, risiko itu meningkat antara 66-71% pada partisipan yang merokok.

Partisipan yang mengalami gangguan menstruasi selama masa remaja dan dewasa, mempunyai kemungkinan dua kali lipat terkena tekanan darah tinggi.

Mereka juga lebih rentan terhadap kolesterol tinggi, diabetes, endometriosis (jaringan lapisan dalam rahim ditemukan di bagian tubuh lain), dan fibroid uterus (tumbuhnya benjolan yang merupakan tumor jinak di rahim).