Benarkah Virus Corona Bisa Bertahan di Permukaan Benda Selama 28 Hari?

By Salsabila Putri Pertiwi, Selasa, 13 Oktober 2020 | 12:08 WIB
Melepaskan case HP (howtocleanstuff.net)

CewekBanget.ID - Kita sekarang sudah sangat paham mengenai penularan COVID-19 melalui droplet dari orang-orang terinfeksi yang batuk atau bersin.

Namun demikian, sistem penularan diketahui berkembang hingga partikel-partikel yang berada di udara.

Selain itu, kabarnya kita juga dapat tertular ketika menyentuh permukaan barang logam maupun plastik, yang mungkin sudah terinfeksi.

Beberapa sumber menyatakan, virus ini dapat bertahan di permukaan benda-benda semacam itu, selama 2-3 minggu.

Benarkah virus dapat bertahan di permukaan benda selama itu atau bahkan lebih?

Baca Juga: Buka Jendela Penting untuk Cegah Penularan COVID-19 di Dalam Ruangan!

Daya Tahan Virus Pada Permukaan Benda

Ilustrasi - Ratusan orang meninggal usai percaya virus corona adalah teori konspirasi.

Berdasarkan penelitian CSIRO Australia, ditemukan kesimpulan bahwa virus ini bisa bertahan dalam waktu 28 hari di atas permukaan benda-benda yang halus.

Misalnya, kaca pada layar ponsel, plastik, dan uang kertas ketika disimpan pada sekitar suhu 20 derajat Celcius.

Studi yang dipublikasikan di Virology Journal pun menemukan, SARS-Cov-2 hanya dapat bertahan sebentar pada suhu yang lebih panas.

Virus COVID-19 akan berhenti menginfeksi dalam waktu 24 jam pada suhu 40 derajat celcius di beberapa permukaan.

Kritik Atas Penelitian

Namun demikian, mantan Direktur Common Cold Center di Universitas Cardiff, Ron Eccles mengkritik hasil penelitian tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, dia mengatakan, kabar bahwa virus dapat bertahan selama 28 hari justru menyebabkan ketakutan yang enggak perlu di masyarakat.

Virus menyebar di permukaan dari lendir pada batuk dan bersin, serta jari-jari kotor, dan Eccles menyatakan bahwa penelitian ini enggak menggunakan lendir manusia yang segar sebagai pengantar untuk menyebarkan virus. 

Lendir segar adalah lingkungan enggak ramah bagi virus, karena mengandung banyak sel darah putih yang menghasilkan enzim untuk menghancurkan virus.

Selain itu, lendir pun mengandung antibodi maupun bahan kimia lain untuk menetralkan virus, sehingga virus yang menular hanya akan bertahan selama berjam-jam daripada berhari-hari di dalam lendir yang sudah jatuh di permukaan benda.

Baca Juga: Segini Jaga Jarak yang Aman di Tempat Umum di Tengah Pandemi Covid-19!

Potensi Penularan Melalui Permukaan Benda Mati

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan the Lancet pada bulan Juli lalu, profesor mikrobiologi di Rutgers University, Emanuel Goldman juga sudah mengulas hal ini.

Dia mengatakan potensi penularan melalui permukaan benda mati sangat kecil.

Kemudian, minggu lalu, seorang profesor kedokteran di University of California, Monica Gandhi juga mengatakan, virus corona enggak menyebar melalui permukaan.

Sejauh ini, penelitian telah menunjukkan, COVID-19 dapat tetap menular di partikel udara selama lebih dari tiga jam. 

Baca Juga: Akibat COVID-19, 6 Pasangan Seleb Indonesia Ini Batal Menikah di 2020!

Yang belum pasti adalah sejauh mana virus dapat menyebar melalui permukaan seperti uang kertas dan layar ponsel, sebab penelitian terbaru ini melihat berapa lama virus dapat bertahan hidup di kaca, kertas, plastik, dan baja tahan karat.

Mereka mendeteksinya setelah 28 hari di semua permukaan ini pada suhu 20 derajat celcius dengan percobaan di ruangan gelap, serta suhu, dan kelembapan yang stabil.

Meski enggak lantas menunjukkan bahwa virus dapat bertahan selama itu di dunia nyata, hasil ini menyoroti perlunya mencuci tangan dan membersihkan permukaan benda-benda, termasuk layar ponsel secara teratur, demi meminimalkan risiko infeksi.

Penulis studi tersebut mengungkapkan, kemampuan SARS-Cov-2 untuk bertahan pada baja tahan karat dengan suhu yang lebih dingin dapat menjelaskan wabah COVID-19 di fasilitas pemrosesan daging dan penyimpanan dingin.

Sebab, ribuan pekerja di berbagai belahan dunia dinyatakan positif di pabrik pengolahan daging dan rumah potong hewan.

Para peneliti CSIRO juga menjelaskan, temuan mereka mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan virus dapat bertahan hidup dengan makanan segar dan beku.

Namun, organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah memastikan kalau saat ini enggak ada kasus COVID-19 yang terkonfirmasi ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan.

(*)