Peneliti percaya bahwa deja vu mungkin bentuk miskomunikasi, distorsi memori yang sebenarnya kita miliki, atau hal lain.
Sementara deja reve bisa terjadi karena sesuatu yang serupa dalam cara mengingat, atau berpikir mengingat mimpi di masa lalu.
Deja reve cenderung terjadi pada orang yang mengalami rangsangan listrik pada lobus temporal medial mereka.
Baca Juga: 4 Makanan Ini Bisa Bikin Kita Mimpi Buruk di Malam Hari! Kok Bisa?
Bagian otak itu memainkan peran besar dalam ingatan episodik, atau ingatan jangka panjang tertentu, seperti mengingat dengan jelas apa yang kita kenakan pada hari pertama kita sekolah.
Itu yang kemudian memungkinkan mengapa orang dengan deja reve bisa mengingat kembali mimpi dengan sangat jelas.
Namun, studi ini mencatat ada banyak pertanyaan yang masih belum terjawab dan harus dipelajari lagi tentang deja reve.
Satu yang perlu diingat, jika kita merasakannya, jangan panik karena ini bukan sesuatu yang berbahaya.
(*)