Namun untuk mencoba untuk memahami perspektif orang lain, mengembangkan dialog, dan membangun saling pengertian adalah tugas setiap orang.
Pada akhirnya akan mencapai tatanan hidup berdampingan secara damai.
Seperti disampaikan UNESCO, pendidikan toleransi harus bertujuan melawan pengaruh yang menyebabkan ketakutan dan pengucilan orang lain, serta harus membantu generasi muda mengembangkan kapasitas untuk penilaian independen, pemikiran kritis dan penalaran etis.
Melawan Intoleransi
Dikutip dari laman resmi PBB, intoleransi bisa dilawan dengan beberapa cara.
Dari segi hukum, pemerintah bertanggung jawab untuk menegakkan hukum yang berlandaskan hak asasi manusia, untuk melarang dan menghukum penyebaran kebencian dan diskriminasi, serta untuk memastikan akses yang sama dalam penyelesaian sengketa.
Sedangkan dari aspek pendidikan, hukum diperlukan tetapi enggak cukup untuk melawan intoleransi, jadi penekanan yang lebih besar perlu ditempatkan pada pendidikan yang lebih banyak dan lebih baik.
Untuk akses informasi, cara paling efisien untuk membatasi pengaruh para penyebar kebencian adalah dengan mempromosikan kebebasan pers dan pluralisme pers, agar publik dapat membedakan antara fakta dan opini.
Kita juga bisa mulai dari kesadaran individu bahwa intoleransi akan melahirkan intoleransi lainnya sehingga ntuk melawan hal itu, individu harus menyadari hubungan antara perilaku mereka dan lingkaran setan ketidakpercayaan dan kekerasan dalam masyarakat.
Terakhir, dari kepekaan sosial, masyarakat enggak boleh menunggu pemerintah dan institusi untuk mengambil tindakan ketika dihadapkan pada eskalasi intoleransi yang terjadi di sekitarnya, sebab masyarakat adalah bagian dari solusi melawan intoleransi.
Sebagai remaja kita wajib toleransi ya, girls. Toleransi paling simpel yang bisa kita lakukan adalah menghargai dan enggak menjelekan kesukaan orang lain.
Sebagai contoh, teman kita adalah fans kpop. Kalau kita enggak suka kpop, lebih baik enggak perlu berkomentar buruk ya, girls.
Toleransi akan membuat dunia lebih damai. Percaya, deh!
(*)
Baca Juga: Intoleransi Mengancam, Saatnya Generasi Muda Harus Ambil Peran!