5 Fakta Varian Baru COVID-19 yang Dikatakan Lebih Mudah Menular!

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 21 Desember 2020 | 20:51 WIB
Ilustrasi - Ratusan orang meninggal usai percaya virus corona adalah teori konspirasi. (diplomatist.com)

CewekBanget.ID - Belum lama ini, Inggris mengakui adanya mutasi varian baru virus corona di wilayahnya.

Virus varian baru tersebut disebut menyebar dengan lebih cepat, sehingga membuat Pemerintah Inggris menerapkan penguncian ketat saat Natal di London dan Inggris Tenggara.

Ada sejumlah hal yang harus kita ketahui mengenai kemunculan varian baru COVID-19 ini nih, girls.

Baca Juga: Indera Penciuman Hilang karena Sakit? Gini 6 Cara Menyembuhkannya!

Lebih Mudah Menular

Melansir DW dari Kompas.com pada Senin (21/12/2020), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru ini 70% lebih mudah menular daripada jenis virus yang ada dan tampaknya memicu lonjakan kasus di London dan Inggris selatan.

Namun, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian virus tersebut lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Menanggapi lonjakan itu, Pemerintah Inggris mengumumkan perintah tinggal di rumah untuk warga ibu kota dan Inggris tenggara demi memperlambat penyebaran virus, seenggaknya hingga 30 Desember, dengan alasan akan sangat sulit untuk mengendalikan situasi sampai mereka meluncurkan vaksin.

Sementara itu, menurut ahli, mutasi virus sangatlah umum terjadi.

Ketika virus menyebabkan infeksi dan masuk ke tubuh manusia, mereka mengambil alih sel dalam tubuh untuk memperbanyak diri dan berkembang biak.

Setiap kali virus melakukan itu, ada satu set materi genetik baru yang dibuat untuk setiap virus baru yang lebih 'bugar dari pendahulunya. 

Seberapa Jauh Varian Ini Menyebar?

Menurut BBC, diperkirakan varian tersebut muncul pada pasien di Inggris atau diimpor dari negara yang kemampuan memantau mutasi virus coronanya lebih rendah.

Varian ini dapat ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia Utara, tetapi sangat terkonsentrasi di London, Inggris Tenggara dan Inggris Timur.

Data dari Nextstrain, yang memantau kode genetik sampel virus di seluruh dunia, menunjukkan kasus di Denmark dan Australia berasal dari Inggris, sementara Belanda juga telah melaporkan kasus.

Varian serupa muncul di Afrika Selatan dan memiliki beberapa mutasi yang sama, tetapi tampaknya enggak ada hubungannya dengan yang ini. 

Larangan Penerbangan dari Inggris

Menanggapi penyebaran virus yang cepat di Inggris, Belanda melarang semua penerbangan penumpang dari Inggris seenggaknya hingga 1 Januari 2021.

Larangan yang berlaku pada Minggu pukul 06.00 waktu setempat itu diputuskan hanya beberapa jam setelah Inggris mengumumkan perintah agar warga tetap berada di rumah.

Selama beberapa hari ke depan, bersama dengan negara anggota Uni Eropa lainnya, Pemerintah Belanda akan menjajaki ruang lingkup untuk lebih membatasi risiko jenis baru virus yang dibawa dari Inggris, seperti diungkapkan badan kesehatan masyarakat Belanda RIVM.

Beberapa negara lain yang juga melakukan pembatasan termasuk Jerman, Belgia, Prancis, Italia, dan Irlandia. 

Baca Juga: Biar Lebih Aman, Ini 7 Tips yang Bisa Kita Terapkan Saat Menginap di Hotel Selama Pandemi Covid-19!

Vaksin

Ilustrasi Hidroksiklorokuin dan azitromisin. Kedua obat ini disebut dapat digunakan untuk mengobati virus corona penyebab Covid-19

Menurut ahli, asumsi kerja dari semua ilmuwan meyakini bahwa respons vaksin harus memadai untuk mengatasi varian virus baru ini.

Namun, muncul kekhawatiran bahwa virus tersebut nantinya akan kebal terhadap vaksin.

Meskipun mungkin enggak benar-benar resisten, mungkin enggak perlu banyak perubahan untuk virus ini untuk menuju ke arah sana.

Meski begitu, versi berbeda dari vaksin flu diperlukan setiap tahunnya, jadi bukan berarti hal itu enggak dapat terjadi pula pada virus corona. 

Baca Juga: Makan di Luar Lebih Berisiko Tertular COVID-19, Ini Kata Ahli!

Pencegahan

Cara Jepang #hadapicorona

Varian virus baru sejauh ini telah teridentifikasi di Denmark, Belanda dan Australia.

Semakin lama virus menyebar, semakin besar peluangnya untuk berubah, jadi penting untuk sesegera mungkin mencegah penyebarannya.

Sementara itu, strain baru ini harus menjadi perhatian di negara lain di seluruh dunia, termasuk jika diperlukan aturan pengawasan baru yang lebih ketat.

Aturan lockdown baru yang lebih ketat adalah bagian dari tindakan yang diperlukan di Inggris.

Akan tetapi, beberapa jam saja di Hari Natal masih berpotensi mengakibatkan infeksi, oleh karena itu para pejabat mendesak agar masyarakat di seluruh Inggris tetap menjaga jarak sosial sebisa mungkin.

Ini juga sebaiknya kita ingat meski saat ini tinggal di luar Inggris, sehingga kita dapat menerapkan protokol jaga jarak secara dekat untuk menekan penyebaran virus di masa liburan Natal dan tahun baru.

(*)