Fakta Moorissa Tjokro, Salah Satu Autopilot Software Engineer Tesla!

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 23 Desember 2020 | 16:52 WIB
Salah satu tugas Moorissa Tjokro adalah menguji kinerja mobil Tesla beserta perangkat lunaknya (DOK MOORISSA TJOKRO via VOA INDONESIA)

Ia pun meraih juara 1 Columbia Annual Data Science Hackathon dan juara 1 Columbia Impact Hackathon.

Kecintaan Terhadap Bidang STEM

Moorissa Tjokro bersama CEO Elon Musk dan tim Autopilot di acara peluncuran fitur FSD.

Kecintaan Moorissa akan bidang matematika dan aljabar sejak dulu telah mendorongnya untuk terjun lebih dalam ke dunia STEM (Sains, Teknologi, Teknik / Engineering, dan Matematika), terinspirasi dari sosok ayahnya yang merupakan seorang insinyur elektrik dan enterpreneur.

Bidang STEM memang sangat jarang ditekuni oleh cewek, bahkan berdasarkan data dari National Science Foundation AS, jumlah cewek yang memiliki gelar sarjana di bidang teknik dalam 20 tahun terakhir telah meningkat, meski jumlahnya masih tetap di bawah cowok.

Fakta ini juga terlihat di kantor Tesla, yang hanya memiliki enam Autopilot Engineer perempuan, termasuk Moorissa, dari total 110 Autopilot Engineer.

Dua dari enam perempuan tersebut kini fokus menjadi manajer produk.

“Jadi benar-benar jarang. Saya enggak tahu statistik di luar Silicon Valley, atau even di luar Tesla,” kata lulusan SMA Pelita Harapan di Indonesia ini.

Mengingat masih jarang terlihat cewek yang terjun ke dunia STEM, Moorissa melihat kurangnya panutan perempuan di dunia STEM sebagai 'tantangan yang paling besar'.

Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi terhadap cewek untuk mencapai posisi eksekutif, khususnya di dunia teknologi dan otomotif.

Namun Moorissa tetap optimistis dengan adanya berbagai organisasi yang meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang STEM, seperti Society of Women Engineers.

Cita-cita Membangun Yayasan

Untuk ke depannya, Moorissa bercita-cita untuk membangun yayasan yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan di Indonesia.

Dalam meraih cita-cita dalam bidang apa pun, pesan Moorissa hanyalah satu, yaitu 'follow your heart'.

“Walaupun mungkin banyak orang yang enggak setuju atau berpikir keputusan kita bukan yang terbaik, we have to follow our hearts (dan) karena ketika kita follow our hearts, kita enggak mungkin nyesel,” pesan Moorissa.

“Dan ketika kita tahu apa yang kita suka, sebesar-besarnya tikungan, jalan, atau mountains, ada sedikit semangat untuk menekuni bidang tersebut,” pungkasnya.

(*)