Kenali Perbedaan Vaksin Sinovac dengan 6 Vaksin COVID-19 Lainnya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 13 Januari 2021 | 12:47 WIB
Vaksin covid-19 Sinovac (YouTube Sekertariat Negara)

Virus corona memiliki struktur seperti spike di permukaannya yang disebut protein S; nah, vaksin mRNA COVID-19 memberi petunjuk kepada sel tentang cara membuat bagian protein S yang tenggak berbahaya.

Setelah vaksinasi, sel mulai membuat potongan protein dan menampilkannya pada permukaan sel.

Sistem kekebalan akan mengenali bahwa protein tidak termasuk di sana dan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi.

Vaksin COVID-19 Moderna ditujukan bagi orang berusia 18 tahun ke atas dan membutuhkan dua suntikan yang diberikan selang 28 hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memaparkan beberapa beberapa kriteria orang yang enggak dapat menerima vaksin Moderna, salah satunya orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah (anafilaksis) atau reaksi alergi langsung meskipun enggak parah terhadap bahan apa pun dalam vaksin mRNA COVID-19.

Selain itu, orang yang pernah mengalami reaksi alergi yang parah (anafilaksis) atau reaksi alergi langsung bahkan enggak parah setelah mendapatkan dosis pertama vaksin juga enggak direkomendasikan.

Reaksi alergi langsung berarti reaksi dalam 4 jam setelah divaksinasi, termasuk gejala seperti gatal-gatal, bengkak, atau mengi (gangguan pernapasan).

Larangan tersebut juga berlaku bagi orang yang bereaksi alergi terhadap polietilen glikol (PEG) dan polisorbat, yang meskipun bukan salah satu bahan dalam vaksin mRNA COVID-19 tetapi terkait erat dengan PEG, yang ada di dalam vaksin.

Vaksin Pfizer-BioNTech

vaksin Pfizer-BioNtech Covid-19 di pusat vaksinasi besar ydi Kota Tel Aviv-Yafo dan Pusat Medis Tel Aviv Sourasky, Israel.

Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech dinamakan BNT162b2 dan berbasis teknologi messenger RNA (mRNA).

Vaksin ini menggunakan gen sintetis yang lebih mudah diciptakan, sehingga bisa diproduksi lebih cepat dibanding teknologi biasa.