Pandemi Covid-19 'Memaksa' Tenaga Kerja Jadi 'Pengangguran' Karena Hilangnya Jam Kerja!

By Tiara Harum Pramesti, Selasa, 26 Januari 2021 | 21:50 WIB
illustrasi pegawai (foto: nova.grid.id)

Angka terakhir memperlihatkan bahwa 8,8% jam kerja global hilang selama keseluruhan setahun lalu, atau setara 255 juta pekerjaan penuh waktu. 

Diperkirakan empat kali lebih besar dibandingkan dengan angka yang hilang saat krisis keuangan global tahun 2009.

Baca Juga: Disiplin dengan 3 Kunci Utama Tangani COVID-19 yang Harus Kita Ketahui

Jam-jam kerja yang hilang ini dihitung melalui pengurangan jam kerja bagi mereka yang bekerja.

Atau tingkat kehilangan pekerjaan “yang tidak terduga” berdampak kepada 114 juta orang secara total. 

71 persen dari hilangnya pekerjaan ini (81 juta orang) datang dalam bentuk ketidakaktifan karena pekerjaannya terhalang pandemi dan bukan dalam bentuk pengangguran.

Perempuan lebih terdampak dibanding laki-laki

Illustrasi pekerja wanita

Secara global, kehilangan pekerjaan bagi perempuan mencapai 5% sedangkan laki-laki 3,9%. 

Secara khusus, perempuan jauh lebih rentan dibandingkan laki-laki untuk keluar dari pasar tenaga kerja dan menjadi tidak aktif.

8,7% kehilangan pekerjaan adalah kaum muda perempuan (15-24 tahun) lebih besar dibandingkan 3,7% perempuan dewasa.