Anemia Pada Remaja? Begini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 28 Januari 2021 | 18:36 WIB
Ilustrasi tubuh lemas selama puasa (dailymail.co.uk)

CewekBanget.ID - Kita yang masih berada di usia remaja nyata tetap perlu waspada terhadap anemia.

Anemia pada remaja dapat terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang bertugas mengangkut hemoglobin pembawa oksigen ke seluruh tubuh.

Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin membuat distribusi pasokan oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Tanpa oksigen yang cukup, seluruh organ tubuh enggak dapat bekerja secara optimal.

Jenis anemia yang cukup sering menyerang kalangan remaja adalah anemia defisiensi zat besi. Apa saja penyebabnya?

Baca Juga: Jangan Sepelekan Anemia, Bisa Sebabkan Kematian dan 4 Hal Lainnya!

Penyebab Anemia

Pusing

Nah, beberapa penyebab anemia pada remaja yang harus diketahui adalah terlalu banyak minum susu, teh, atau kopi.

Selain itu, kekurangan makanan yang mengandung zat besi, kekurangan asupan vitamin B12 atau folat, dan sedang mengalami infeksi juga bisa jadi penyebabnya. 

Bahkan, haid terlalu sering, durasinya terlalu lama, atau darah yang keluar sangat banyak juga dapat menyebabkan anemia.

Faktor lain yang dapat menimbulkan anemia antara lain memiliki riwayat sejumlah penyakit seperti celiac atau penyakit anemia bawaan seperti anemia sel sabit atau talasemia.

Beberapa penyebab anemia pada remaja tersebut menyebabkan tubuh penderitanya kekurangan sel darah merah.

 

Gejala Anemia Pada Remaja

Gejala anemia pada remaja yang sering dikeluhkan penderita antara lain penampilan pucat pada kulit, terutama bagian pipi dan bibir; lapisan bagian dalam kelopak mata; hingga bantalan kuku yang enggak berwarna merah muda seperti biasanya.

Sedangkan gejala lain yang tercatat yaitu gampang marah, susah konsentrasi, badan terasa lemah sehingga pengin tidur terus-menerus, mudah lelah, dan sesak napas.

Anemia juga bisa menyebabkan detak jantung cepat, tangan dan kaki bengkak, sakit kepala, pusing dan pingsan, hingga refleks kerap menggerak-gerakkan kaki.

Gejala anemia pada remaja yang umum antara lain perubahan warna kulit menjadi lebih pucat, badan lesu, kurang konsentrasi, dan mudah lelah.

Sementara itu, sesak napas, detak jantung cepat, tangan dan kaki bengkak, sakit kepala, sampai pingsan adalah ciri-ciri anemia pada remaja yang sudah parah.

Jika muncul gejala anemia tersebut pada diri kita, segera konsultasikan ke dokter, ya! Ahli dapat mengetahui masalah kesehatan ini lewat pemeriksaan fisik dan tes darah. 

Baca Juga: Lawan Anemia dengan 8 Makanan Penambah Darah yang Bisa Dikonsumsi Ini!

Cara Mengatasi Anemia Pada Remaja

Cara mengobati anemia pada remaja umumnya disesuaikan dengan jenis penyakit.

Jika kita mengalami anemia defisiensi zat besi, dokter kemungkinan akan meresepkan suplemen zat besi untuk dikonsumsi beberapa kali sehari.

Setelah pengobatan, dokter akan mengevaluasi kita dengan tes darah lanjutan.

Jika kondisi sel darah merah sudah membaik, dokter terkadang masih meresepkan suplemen zat besi selama beberapa waktu untuk mencegah anemia kambuh.

Selain dengan obat atau suplemen anemia, dokter umumnya juga menyarankan agar kita makan makanan bergizi lengkap dan kaya akan zat besi seperti daging tanpa lemak, telur, lobak, kacang-kacangan, roti gandum, sayuran hijau, sampai sereal.

Jika anemia pada remaja terkait kondisi medis lain, dokter kerap menyembuhkan atau mengontrol penyakit mendasarnya.

Sejumlah penderita perlu perawatan medis khusus untuk mengatasi anemia seperti transfusi darah.

Kabar baiknya, anemia pada remaja mudah diobati dan kondisi fisik dapat pulih kembali dalam hitungan minggu.

(*)

Baca Juga: Awas 5 Bahaya Komplikasi Anemia Kalau Enggak Segera Ditangani!