Aktivitas Online di Internet Picu Kerusakan Lingkungan. Kok Bisa?

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 11 Februari 2021 | 21:25 WIB
Warna-warni kelas online. (Foto: Faculty Focus)

CewekBanget.ID - Enggak heran kalau penggunaan internet di tengah pandemi COVID-19 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, mengingat banyak pertemuan yang dilakukan secara virtual.

Selain itu, banyaknya waktu di rumah juga digunakan untuk bermain media sosial, browsing, streaming film, dan lain sebagainya.

Tapi siapa sangka, ternyata penggunaan internet berdampak pada kondisi lingkungan!

Hal ini terkait dengan cara data internet disimpan dan ditransfer ke seluruh dunia.

Baca Juga: Masker Sekali Pakai Bisa Merusak Alam, Ini Cara Tepat Membuangnya!

Penggunaan Internet dan Jejak Karbon

Indonesia Menempati 3 Terbawah dalam Kualitas Streaming, Operator ini yang Paling Kuat

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (11/2/2021), penelitian terbaru mengungkapkan, konferensi video atau streaming film selama satu jam dapat mengeluarkan 150-1.000 gram karbon dioksida.

Enggak hanya itu, dengan waktu yang sama, sebanyak 2-12 liter air juga dikeluarkan.

Meski begitu, mematikan kamera selama konferensi video dapat mengurangi pengeluaran karbon dioksida dan air hingga 96%.

Sama halnya dengan streaming film; mengganti kualitas video dari tinggi ke standar dapat menurunkan pengeluaran hingga 86%.

Para peneliti menganalisis jejak air dan tanah yang dikeluarkan terkait dengan infrastruktur internet, selain jejak karbon.

Ini adalah penelitian pertama yang melihat kaitan penggunaan internet dengan lingkungan; hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Resources, Conservation & Recycling.

Kita memang enggak bisa fokus hanya ke satu jenis saja untuk melihat pandangan yang lebih menyeluruh terkait penggunaan internet dan dampaknya ke lingkungan.

Peningkatan Lalu Lintas Internet

Sementara itu, sejumlah negara telah melaporkan peningkatan lalu lintas internet seenggaknya 20% sejak Maret tahun lalu, ketika pandemi mulai merebak.

Penelitian menemukan, jika tren tersebut terus berlanjut hingga akhir 2021, maka peningkatan penggunaan internet membutuhkan hutan seluas 71.600 mil persegi.

Lahan seluas itu diperlukan untuk menyerap karbon yang dipancarkan dari penggunaan internet; belum lagi pemrosesan dan transmisi data membutuhkan air dalam jumlah banyak, volumenya diperkirakan bisa untuk mengisi lebih dari 300.000 kolam renang standar olimpiade.

Jumlah jejak tanah yang diperlukan juga enggak kalah banyak, kira-kira jumlahnya sama dengan ukuran luas wilayah Los Angeles.

Tim peneliti memperkirakan jejak karbon, air, dan tanah terkait dengan setiap gigabyte data yang digunakan untuk YouTube, Zoom, Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, serta 12 platform lainnya.

Penggunaan data juga cukup besar pada aplikasi game online dan penjelajahan web lainnya.

Baca Juga: Mau Mulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan Tahun 2021? Ini Cara Mudahnya!

Yang Bisa Dilakukan Untuk Menyelamatkan Lingkungan

Semakin besar data yang digunakan dalam suatu aplikasi, semakin besar jejak yang dikeluarkan.

Hal ini dikarenakan pemrosesan data menggunakan banyak listrik.

Produksi listrik apa pun memiliki jejak karbon, air, dan tanah.

Oleh karenanya, peneliti menarik kesimpulan, mengurangi pengunduhan data akan mengurangi kerusakan lingkungan.

Mematikan kamera saat konferensi video atau mengurangi kualitas streaming dapat memberikan manfaat terhadap lingkungan.

Sayangnya, penelitian ini belum membandingkan dengan dampak lingkungan yang terjadi jika orang bepergian ke kantor untuk rapat atau ke sekolah dan kampus untuk menempuh pendidikan secara langsung daripada menggunakan internet.

Bagaimanapun, yuk kita coba lebih berhemat dalam menggunakan listrik dan internet demi menjaga keberlangsungan lingkungan!

(*)

Baca Juga: Bukan Sekadar Disantap, 6 Hidangan Khas Imlek Ini Bawa Keberuntungan!