Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti hipospadia pada kebanyakan bayi tidak dapat diketahui.
Yang jelas, hipospadia ini terjadi di dalam kandungan.
Saat penis berkembang pada janin laki-laki, hormon tertentu merangsang pembentukan uretra dan kulup.
Nah, hipospadia terjadi ketika ada kerusakan pada hormon-hormon tersebut yang menyebabkan uretra tidak berkembang dengan normal.
Dalam kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain, seperti lingkungan ibu, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi selama kehamilan.
Baca Juga: Bisa Nonton di Bioskop, Pemerintah Sediakan Fasilitas Test GeNose!
Dalam beberapa tahun terakhir, peneliti CDC telah melaporkan temuan penting tentang beberapa faktor yang mempengaruhi risiko memiliki bayi laki-laki dengan hipospadia.
Apa saja?
1. Sejarah keluarga. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga hipospadia.
2. Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
3. Selain itu, perempuan yang menggunakan teknologi reproduksi untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
4. Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan juga terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
Hipospadia biasanya didiagnosis selama pemeriksaan fisik setelah bayi lahir.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Hipospadia seperti yang Dialami Eks Pevoli Aprilia Manganang?"
(*)