20 Kutipan Perjuangan Perempuan di Buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang'

By Tiara Harum Pramesti, Rabu, 21 April 2021 | 15:50 WIB
Kutipan buku 'Habis Gelap Terbtlah Terang' (tribunnews.com)

Baca Juga: Potret 6 Idol Kpop Cewek yang Pernah Pakai Kebaya. Bak Kartini Muda!

5."Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan harus memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah dengan tenang orang mengatakan 'keadaan mereka baik' kalau orang melihat dan mengetahui semuanya, yang telah kami lihat dan kami ketahui itu?"

6. "Tidak perlu penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak dapat pesat, apabila dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap waktu kemajuan perempuan itu ternyata merupakan faktor penting dalam peradaban bangsa."

7. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama bekerja mengubah keadaan yang tak terderita ini."

8. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."

9. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lalu bahkan juga sampai saat ini adalah hidup selaras bersama laki-laki."

10. "Saya akan mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling memandang sebagai makhluk yang sama".

Ibu Kartini

Bukan hanya memperhatikan emansipasi bagi perempuan, RA Kartini juga sangat perhatian dengan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan bagi kaum perempuan.

Dengan cita-cita mulianya, agar pendidikan bisa dianggap penting sebagai pondasi kekuatan bangsa. 

11. "Pendidikan untuk wanita sangat penting dalam konteks mendukung perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi kalau salah kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, berarti sama saja dengan membodoh lagi."

12. "Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya. Harus ada juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat berhubungan dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, juga hati harus dibimbing, kalau tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja."