20 Kutipan Perjuangan Perempuan di Buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang'

By Tiara Harum Pramesti, Rabu, 21 April 2021 | 15:50 WIB
Kutipan buku 'Habis Gelap Terbtlah Terang' (tribunnews.com)

CewekBanget.ID - Selamat hari Hartini, girls!

Sebagai generasi perempuan masa depan, sudah sepantasnya kita mengingat, menghargai, dan mengamalkan petuah Raden Ajeng Kartini semasa perjuangannya. 

RA Kartini semasa hidup jadi sosok yang paling keras menyerukan kemerdekaan dan kesetaraan bagi kaum perempuan di Indonesia. 

Beliau juga menjadi sosok emansipasi wanita hingga era modern ini. 

Baca Juga: Yuk Maknai Hari Kartini dengan 3 Cara Ini Biar Jadi Cewek Keren!

Cita-citanya untuk mencerdaskan perempuan dan generasi bangsa hingga akhir hayatnya, jadi bukti besarnya pengorbanan RA Kartini. 

Dalam bukunya, 'Habis Gelap Terbitlah Terang', RA Kartini merefleksikan mimpi dan ajakan untuk generasinya kelak.  

Banyak pembelajaran dan quotes yang bisa kita jadikan pedoman dari buku tersebut, simak beberapa diantaranya, girls!

1. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."

2. "Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya."

3.  "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang antara raga yang tangguh, namun hati senantiasa patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap tempat ada empu yang dikodratkan dan dipantaskan.

4. "Kami anak-anak perempuan tidak boleh mempunyai pendapat, kami harus menerima dan menyetujui serta mengamini semua yang dianggap baik oleh orang lain."

Baca Juga: Potret 6 Idol Kpop Cewek yang Pernah Pakai Kebaya. Bak Kartini Muda!

5."Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan harus memperdengarkan suaranya! Masih akan dapatkah dengan tenang orang mengatakan 'keadaan mereka baik' kalau orang melihat dan mengetahui semuanya, yang telah kami lihat dan kami ketahui itu?"

6. "Tidak perlu penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak dapat pesat, apabila dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap waktu kemajuan perempuan itu ternyata merupakan faktor penting dalam peradaban bangsa."

7. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama bekerja mengubah keadaan yang tak terderita ini."

8. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki."

9. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lalu bahkan juga sampai saat ini adalah hidup selaras bersama laki-laki."

10. "Saya akan mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling memandang sebagai makhluk yang sama".

Ibu Kartini

Bukan hanya memperhatikan emansipasi bagi perempuan, RA Kartini juga sangat perhatian dengan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan bagi kaum perempuan.

Dengan cita-cita mulianya, agar pendidikan bisa dianggap penting sebagai pondasi kekuatan bangsa. 

11. "Pendidikan untuk wanita sangat penting dalam konteks mendukung perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi kalau salah kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, berarti sama saja dengan membodoh lagi."

12. "Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya. Harus ada juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat berhubungan dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, juga hati harus dibimbing, kalau tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja." 

Baca Juga: Inspiratif! Ini 3 Kartini Modern Indonesia yang Bisa Jadi Panutan!

13. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku Mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung."

14. "Jika kita tidak mencari pengetahuan, maka hidup kita tidak akan bahagia dan kehidupan kita akan semakin mundur."

15. "Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam."

16. "Dan terhadap pendidikan itu janganlah hanya akal yang dipertajam, tetapi budi pun harus dipertinggi."

17. "Ikhtiar! Berjuanglah membebaskan diri. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain."

18. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka ada di tangan kita! Kiranya demikianlah semboyan kebanyakan pembesar. Mereka tidak suka melihat orang-orang lain juga menginginkan pengetahuan dan kemajuan."

19. "Pendidikan sekolah bagi anak-anak pada waktu sekarang merupakan hal yang biasa sekali, tetapi kalau jumlah anak mencapai 25 orang, bagaimana mungkin pendidikan yang sebaik-baiknya itu dapat diusahakan bagi mereka semua? Orang tidak berhak melahirkan anak apabila dia tidak mampu menghidupinya.

20. "Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi harus sama-sama dimajukan."

(*)