Ulang Tahun Jakarta Tanggal 22 Juni, Kepoin 8 Ikon Budaya Betawi Ini!

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 30 Mei 2021 | 17:20 WIB
Ondel-ondel adalah salah satu kesenian dari Betawi. (Kompas.com/Kristianto Purnomo)

Baju Sadariah

Kita mungkin lebih mengenal jenis baju Sadariah sebagai baju koko atau baju tikim.

Baju koko lazimnya digunakan oleh para cowok dan dipadukan dengan celana batik, kain pelekat, dan peci atau kopiah.

Baju Sadariah memiliki filosofi bahwa lelaki mesti rendah hati, sopan, dinamis, dan berwibawa.

Kebaya Kerancang

Seperti halnya batik, kebaya juga merupakan salah satu pakaian tradisional yang menjadi ciri khas Indonesia.

Dulu, kebaya merupakan pakaian yang hanya boleh dikenakan oleh para nyai atau selir para tuan Belanda karena harganya yang sangat mahal.

Kemudian ketika bangsa Tionghoa datang ke Indonesia, para perempuannya pun akhirnya turut mengenakan kebaya, sehingga penduduk Betawi asli saat itu menyebut jenis kebaya tersebut sebagai kebaya encim.

Julukan 'kebaya encim' pun diganti oleh Persatuan Wanita Betawi menjadi kebaya kerancang, karena kebaya ini biasanya dibordir kerancang dengan motif kembang pada bagian bawah kebaya dan pada pergelangan tangan.

Baca Juga: Kenapa 22 Juni Jadi Peringatan Ulang Tahun Jakarta? Ini Penjelasannya!

Kerak Telor

Sejarah Kerak Telor sebelum menjagi #KemilauKulinerIndonesia

Belum lengkap rasanya kalau kita singgah di Jakarta atau kawasan adat Betawi tanpa menyantap kerak telor, kuliner khas Betawi.

Apa lagi saat Pekan Raya Jakarta, kita bisa menemukan pedagang kerak telor di mana-mana, deh!

Kerak telor yang merupakan makanan asli Betawi dibuat dengan bahan-bahan dasar beras ketan putih, garam, merica bubuk, kelapa muda parut yang disangrai (serundeng), telur ayam atau telur bebek, ebi, dan bawang goreng.

Enggak cuma sebagai makanan selingan, kerak telor juga biasa disajikan dalam berbagai acara seremonial Jakarta.

Bir Pletok

Bir Pletok

Tenang, bukan seperti bir yang kita ketahui selama ini, bir pletok sebetulnya merupakan minuman berwarna merah yang menyehatkan dan menyegarkan, serta dapat dihidangkan dingin atau agak panas.

Bir pletok terbuat dari air, gula pasir, kayu manis, jahe, sereh, cengkeh, kayu (babakan) secang, biji pala lada bulat yang dibelah, cabai jawa, daun jeruk purut, daun pandan, kapolaga yang dibelah, dan garam.

Bir pletok menjadi salah satu menu pada industri pariwisata, acara seremonial jamuan makan, stand di acara pameran, atraksi pariwisata, dan pentas seni budaya.

 

(*)