Gejala Awal Gangguan Pendengaran
Suara keras yang melebihi ambang dengar, berulang-ulang dan berlangsung lama, dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, terutama koklea (rumah siput), tepatnya pada sel-sel sensor bunyi (sel rambut luar).
Seseorang hanya diperkenankan berada pada lingkungan bising 100 dB (tanpa alat pelindung pendengaran) selama 15 menit.
Mendengarkan suara 90 dB selama 3 jam saja sudah dapat merusak organ pendengaran, seperti mendengar suara 155 dB (suara jet lepas landas) selama 30 detik.
Dengan demikian, mendengarkan musik atau suara dengan headset dengan volume maksimal disarankan hanya sekitar 5 menit sehari.
Kehilangan Pendengaran
Kehilangan pendengaran akibat penggunaan headset biasanya terjadi secara bertahap dan kumulatif.
Untuk memastikan diagnosis kehilangan pendengaran ini, diperlukan langkah pemeriksaan medis; namun, ada beberapa tanda gangguan pendengaran akibat paparan suara intens yang bisa diwaspadai.
Beberapa gejala awal gangguan pendengaran akibat penggunaan headset yang kurang tepat antara lain suara berdenging (tinnitus), suara berdering, menderu, mendesis, atau berdengung di telinga, serta kesulitan memahami percakapan di tempat-tempat ramai atau tempat dengan kondisi akustik yang buruk, seperti stasiun kereta api.
Gejala lainnya adalah jika kita mulai terbiasa mendengar televisi (TV) atau suara dari perangkat lain dengan volume lebih tinggi dibandingkan sebelumnya
Jika mengalami gejala berdenging yang menetap pada pemakaian headset maupun berbagai gejala gangguan pendengaran lainnya di atas, sebaiknya siapa saja segera melakukan pemeriksaan pendengaran (audiometri) dan berkonsultasi dengan dokter terkait langkah penanganan terbaik.
Baca Juga: Kesal Mendengar Suara-suara Tertentu? Bisa Jadi Akibat Misophonia!