Varian Corona Delta Menular Hanya dengan Berpapasan Hitungan Detik

By Tiara Harum Pramesti, Sabtu, 26 Juni 2021 | 20:13 WIB
Penularan virus (thailandmedical.news)

CewekBanget.ID - Varian baru virus corona delta kini jadi ancaman besar di seluruh dunia. 

Pasalnya varian yang sejak awal banyak menyebar di India ini dinilai sangat mudah menular antarmanusia. 

Dibuktikan oleh hasil tracing di Australia, varian delta bisa menular ke orang lain dalam hitungan detik hanya karena berpapasan. 

 Baca Juga: Setelah Varian Delta Kini Ada Varian Virus Corona Delta Plus, Lebih Berbahaya?

Tracing di Australia pada kasus yang terjadi di salah satu pusat perbelanjaan South Wales menunjukkan hasil mengejutkan. 

Rekaman CCTV menunjukkan dua orang berjalan melewati satu sama lain saat berbelanja, kini keduanya terinfeksi virus COVID-19.

Kepala Petugas Kesehatan Negara Bagian, Kerry Chant dan Perdana Menteri Australia Gladys Berejiklian, menyebut fenomena penularan itu scarily fleeting atau papasan yang menakutkan. 

"Secara harfiah orang bahkan tidak secara fisik saling menyentuh tetapi dengan cepat datang ke wilayah udara yang sama telah melihat perpindahan virus dari satu orang ke orang lain," kata Perdana Menteri seperti dikutip dari abc.net.au.

 

Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban juga menanggapi dan mengiyakan fenomena tersebut  melalui cuitan di twitternya @ProfesorZubairi. 

"Makanya pejabat kesehatan Australia mengingatkan bahwa penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit, tapi dimungkinkan bisa dalam hitungan detik," tulis Zubairi pada utas yang dibuatnya. 

Penularan yang secepat itu bisa terjadi karena kemampuan virus bertahan di udara. 

Baca Juga: Ini Beda Gejala Varian Alpha, Beta, dan Delta pada Virus Covid-19!

Ahli virologi Universitas Griffith, Lara Herrero, jelaskan momen transmisi yang terekam di CCTV South Wales, virus didapati bisa bertahan di udara untuk waktu cukup lama.

Menyebabkan seseorang lain bisa menghirupnya dan kemudian terinfeksi.

Sehingga memang dengan mudah lonjakan kasus bisa terjadi, karena kekuatan bertahan virus di udara dan mobilitas manusia yang tinggi. 

(*)