Ini Cara Atlet Perempuan Hadapi Menstruasi Saat Harus Bertanding

By None, Selasa, 3 Agustus 2021 | 19:35 WIB

CewekBanget.ID - Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 memang jadi ajang yang ditunggu-tunggu.

Pasalnya, Olimpiade Tokyo 2020 sempat ditunda akibat pandemi virus corona yang mulai melanda dunia sejak tahun 2020.

Selain itu hal lain yang disorot adalah tentang jumlah atlet perempuan yang ikut olimpiade, girls.

Baca Juga: Sederet Hadiah Fantastis yang Didapatkan Greysia dan Apriyani, Juara Olimpiade 2020

Pasalnya, di Olimpiade Tokyo 2020 ini ada 49 persen atlet perempuan atau berjumlah kurang lebih 11 ribu atlet.

Namun yang jadi pertanyaan, bagaimana ya caranya atlet perempuan menghadapi menstruasi saat harus bertanding memperebutkan medali?

Menstruasi dan risiko cedera

Seperti yang kita tahu, menstruasi terkadang membuat kita jadi bad mood, kram perut, hingga gampang merasa lelah.

Hal ini terjadi karena adanya fluktuasi hormon, seperti estrogen dan progesteron, sehingga bisa memengaruhi jaringan pada tubuh, seperti otot, tendon, dan ligamen.

Makanya ternyata, banyak atlet perempuan yang bisa cedera ketika bertanding saat lagi menstruasi, lho!

Dilansir dari Kompas.com, contohnya aja atlet olimpiade asal Inggris, Eilish McColgan yang harus mengundurkan diri dari pertandingan di Roma karena mengalami menstruasi.

McColgan mengalami masalah hamstring tak lama setelah itu.

Baca Juga: Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020, Intip Kecenya 4 Gaya Kasual Greysia Polii di Luar Lapangan!

“Aku enggak tahu kalau semuanya terhubung. Ahli radiologi yang merawat ototku juga mengatakan bahwa ia enggak pernah melihat peradangan sebanyak itu pada satu otot sebelumnya,” kata McColgan pada BBC Sport pada 2019 silam.

Selain itu, kelelahan yang disebabkan oleh menstruasi juga dapat memengaruhi kinerja seorang atlet.

Lalu, pada Olimpiade Rio 2016 lalu, perenang asal China Fu Yuanhui memegang perutnya setelah bertanding dalam cabang lari estafet 4x100 meter. Ternyata, alasannya adalah karena nyeri menstruasi.

“Aku merasa enggak berenang dengan baik hari ini, dan mengecewakan rekan satu timku"

"Haidku datang tadi malam dan aku sangat lelah. Tapi ini bukan alasan, aku tetap enggak berenang sebaik mungkin,” ujar dia kala itu.

Cara atlet perempuan atasi menstruasi saat bertanding

Untuk mengurangi risiko pada saat atlet perempuan bertanding di masa menstruasinya, ternyata beberapa atlet memantau siklus menstruasi mereka dengan baik, lho!

Dalam sebuah film interview pendek bersama Women’s Health, pesepakbola dari Chelsea FC Fran Kirby mengatakan, timnya menggunakan aplikasi “Fit For Women” untuk memantau siklus menstruasi dan merencanakan latihan yang sesuai.

Baca Juga: 5 Fashion Serasi Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Luar Lapangan. Kompak!

Menurut dia, menstruasi sangat memengaruhi kondisi kita, baik itu koordinasi atau waktu bereaksi yang sangat vital dalam olahraga.

Tahun lalu, Chelsea Women menjadi klub pertama di dunia yang menyesuaikan jadwal latihan mereka dengan siklus menstruasi pemain.

Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan kinerja pemain, dan mengurangi tingkat cedera.

Hal serupa juga dilakukan oleh peraih medali emas olimpiade dalam cabang hoki, Sam Quek.

Ia mengatakan kepada BBC Sports bahwa dia menggunakan aplikasi di ponselnya yang akan merekam detak jantungnya.

Bahkan melalui aplikasi tersebut akan terekam warna urinenya, berapa jam tidur, apakah mengalami nyeri otot, dan apakah itu hari pertama siklus menstruasinya berjalan.

Lalu baru-baru ini, English Institute of Sport mengumumkan sebuah penelitian yang berkolaborasi dengan Manchester City Women yang menggunakan teknologi bernama Hormonix.

Teknologi ini membuat para pemain dapat mengakses informasi terkait tingkat hormon mereka, dan lebih memahami bahwa siklus menstuasi dapat memengaruhi performa dan kesehatan.

 

Namun biasanya yang lebih umum dilakukan para atlet perempuan biar menunda menstruasi adalah dengan menggunakan pil KB, girls.

Walaupun para ilmuwan mengatakan pil KB bisa aja memengaruhi tiap kondisi perempuan berbeda-beda dan enggak boleh dipakai secara sembarangan, karena dapat membahayakan jiwa.

"Misalnya jika memiliki riwayat pembekuan darah atau ada riwayat pembekuan darah pada kerabat tingkat pertama."

Baca Juga: Perjuangan Apriyani Rahayu di Pelatnas, Anak Daerah Bermodal Rp 200 Ribu di Tangan

"Lalu, gangguan yang diketahui dalam pembekuan darah, fungsi hati yang buruk, kanker payudara, riwayat serangan jantung, tekanan darah tinggi, merokok, sakit kepala migrain atau operasi baru-baru ini," tulis situs Sports MD.

(Anya Dellanita/Kompas.com)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Perempuan Atlet Olimpiade Hadapi Menstruasi?"

(*)