Istilah gaslighting mungkin terdengar paling sering terkait hubungan asmara, tapi sebetulnya perilaku ini dapat pula ditemukan di antara hubungan pertemanan, keluarga, hingga profesional.
Pada tahap tertentu, gaslighter atau pelaku gaslighting bahkan dapat merusak karir dan kehidupan korban karena membuat korban enggak dipercaya oleh lingkungan di sekitarnya.
Ujung-ujungnya, korban merasa kalau hanya pelaku yang dapat dia percayai dan masih bersedia menemaninya.
Baca Juga: Toxic Banget! Jangan Katakan 5 Hal Ini Kepada Orang yang Depresi!
Ciri Pelaku Gaslighting
Ada beberapa pertanda dan ciri-ciri gaslighter yang harus kita waspadai.
Pertama, pelaku cenderung terus-menerus mengingatkan kita akan kesalahan dan kelemahan kita tanpa memberi solusi yang jelas.
Kita pun jadi merasa enggak percaya diri, stres, enggak berguna, enggak bisa mengekspresikan diri, bahkan depresi dan trauma.
Pelaku juga enggan mengakui kelemahannya dan bakal menyerang balik ketika disalahkan.
Kalau kita pernah mendengar pelaku mengatakan sesuatu, bahkan memiliki bukti misalnya berupa video, chat, atau rekaman suara, dia kerap menyangkal berkali-kali ketika dikonfrontir mengenai hal tersebut.
Akhirnya malah jadi kita yang bertanya-tanya dan ragu sendiri kalau pelaku pernah mengatakan atau melakukan hal yang kita ketahui itu.
Lalu, ketika kita menjadi korban gaslighting, kita jadi memiliki kecenderungan untuk memaafkan segala perilaku gaslighter, bahkan menutupinya dari orang lain.