Disajikan dari sudut pandang perempuan
Nia Dinata, enggak mau tanggung-tanggung mengangkat perspektif perempuan dari karyanya ini.
“Perempuan muda sering dianggap remeh dan powerless.
Melalui film ini, saya mencoba memutarbalikkan narasi itu untuk menunjukkan bahwa walau ketiga karakter utama ini masih muda, mereka enggak hanya sekadar pion dan ada kekuatan di balik kepolosan mereka yang bahkan dapat meruntuhkan sebuah institusi.”
Sudut pandang remaja perempuan dikonsepkan dengan matang bukan cuma dari para pemain, tapi juga para kru yang terlibat.
"Kita enggak bisa mendeskriminasi perempuan, tapi kita memang di sini bercerita dari perspektif 3 perempuan muda.
Aku memberikan ruang terbuka untuk produser perempuan, sinematografer, dan semua perempuan yang terlibat untuk turut menebalkan lensa perspektif perempuan dari balik layar," kata Nia.
Baca Juga: Emily in Paris dan 3 Series Netflix Dipastikan Tayang Season Baru Tahun 2022!
Nia blak-blakan kalau banyak rekan sesama sineas yang pengin mewujudkan karya dengan mengangkat perspektif perempuan, tapi sulit untuk bisa maksimal karena pengaruh kolaborasi banyak pihak dan kru.