Enggak Pandang Gender, Gini Tips Cewek Berkarier di BIdang Teknologi!

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 26 November 2021 | 11:35 WIB
Ilustrasi meningkatkan mood biar tetap produktif kerja/sekolah dari rumah (womenonbusiness.com)

Salah satu tips dari Leny adalah mengembangkan keterampilan mengikuti zaman, karena dunia teknologi berjalan secara dinamis dan selalu ada perubahan untuk dipelajari dan dieksplorasi.

"Keterampilan itu penting dan bagaimana kita bisa menjadi seseorang yang relevan di tengah industri teknologi seperti sekarang ini," ungkap Leny dalam acara daring media group interview START Women in Tech 2021, Kamis (25/11).

Tips berikutnya adalah menemukan kekuatan dan mampu beradaptasi dengan fleksibel.

Menurut Leny, dengan bergabung di industri yang selalu mengalami perubahan, kita harus menjadi sosok yang memiliki kerendahan hati agar dapat membuka diri dan belajar dari siapa pun, sekaligus menantang diri untuk terus berinovasi dan menjaga relevansi.

Selain itu, kita juga dituntut untuk mampu melakukan multitasking, misalnya dengan menyeimbangkan kepentingan keluarga dan pekerjaan, serta enggak melupakan pentingnya 'me time' untuk mengisi ulang energi dan menjaga kesehatan fisik maupun mental.

Baca Juga: Tokopedia Borong BTS dan BLACKPINK Jadi Brand Ambassador Sekaligus!

Tantangan Perempuan di Industri Teknologi

Leny sendiri mengakui, industri teknologi masih kerap dianggap sebagai milik laki-laki saja.

Makanya, menurut Leny, hal yang penting adalah, "Membuktikan kalau perempuan juga bisa membangun karier di bidang tech yang sustainable (tahan lama) agar kontribusinya lebih terasa."

Leny sendiri telah 20 tahun berkarier di bidang teknologi, dengan bekerja sebagai data analyst di Singapura selama 2 tahun, kemudian pindah ke salah satu perusahaan big 4 di Indonesia sebagai IT auditor, hingga akhirnya menggeluti bagian teknologi di Tokopedia.

Ia telah belajar banyak hal selama menekuni profesi di dunia teknologi, termasuk menyadari kalau salah satu tantangan di industri teknologi bagi perempuan adalah kurangnya role model sebagai panutan untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

"Kurang banyak panutan untuk perempuan di level kepemimpinan di puncak, khususnya di Indonesia," ujar Leny.

Ini juga berarti program mentorship untuk para perempuan yang pengin lebih serius bekerja di bidang teknologi masih cukup terkendala, karena kegiatan tersebut akan lebih baik jika dijalankan oleh sesama perempuan sebagai bagian dari women empowerment.

Leny mengatakan, dirinya pengin melihat lebih banyak lagi perempuan yang bekerja di bidang teknologi di Indoneisa agar bisa saling berbagi dan belajar.

"Skill itu tidak pilih gender," kata Leny saat berbagi tips agar cewek tertarik dan enggak ragu lagi untuk bergabung di industri teknologi.

Alih-alih tantangan, Leny merasa perempuan perlu melihat industri teknologi sebagai peluang untuk lebih mengembangkan kemampuan dan membuktikan daya saing yang mematahkan stereotip gender.

"Selama kita selalu mengasah skill kita, kita akan selalu dicari dan dibutuhkan tanpa memandang gender kita," lanjutnya.