Marak Kekerasan Terhadap Perempuan, Apa Bedanya Misogini dan Seksisme?

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 6 Desember 2021 | 21:15 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual (hrexecutive.com)

CewekBanget.ID - Girls, tahu enggak, kalau kita sedang memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP) sejak 25 November hingga 10 Desember?

Tanggal 25 November sendiri diperingati sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, sedangkan 10 Desember merupakan Hari HAM Internasional.

Ironisnya, di tengah peringatan 16HAKTP tahun ini, kita mendengar banyak sekali kasus kekerasan terhadap perempuan yang begitu memprihatinkan.

Banyak orang pun menyinggung istilah misogini dan seksisme terkait berbagai kasus tersebut, khususnya karena kekerasan terhadap perempuan seringkali identik dengan persepsi kebencian terhadap perempuan.

Nah, saatnya kita kepoin apa itu misogini dan seksisme serta perbedaannya, yuk!

Baca Juga: Sanksi Ini yang Diterima Pelaku Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus

Misogini

Apa saja nih, yang sudah kita ketahui tentang istilah misogini?

Melansir dari The Blackwell Dictionary of Sociology: A User's Guide to Sociological Language, Allan G. Johnson menjelaskan misogini sebagai sikap budaya kebencian terhadap perempuan, enggak lain karena eksistensinya sebagai perempuan.

Hal ini merupakan bagian dari prasangka seksis dan ideologi, yang menjadi landasan penindasan terhadap perempuan dalam masyarakat yang didominasi laki-laki.

Tapi jangan salah, misogini juga dapat dilakukan oleh perempuan kepada sesama perempuan, lho!

Selain itu, misogini sering diterapkan pada perempuan yang dianggap enggak bersikap sesuai 'kodrat' dan 'norma' yang berlaku dalam masyarakat, yang kerap mengacu pada standar patriarkal.

 

Bentuk Misogini

Nah, lalu seperti apa saja bentuk misogini yang kerap terjadi di tengah masyarakat?

Johnson mencontohkan bentuk misogini berupa lelucon pornografi, kekerasan terhadap perempuan, hingga ajaran kepada perempuan untuk menghina bagian tubuh sendiri.

Ini termasuk mengirimkan konten enggak senonoh di media sosial, meninggalkan komentar yang menyinggung kondisi fisik atau aktivitas perempuan yang dianggap enggak ideal, dan menjadikan perempuan sebagai obyek lelucon, khususnya yang mengarah pada konteks seksual.

Baca Juga: Cinta Laura Dukung Penuh Permendikbud Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Bagi Mahasiswa

Perbedaan Misogini dan Seksisme

Kita juga mungkin pernah mendengar istilah seksisme.

Meski konsepnya cukup serupa, misogini dan seksisme adalah 2 hal yang berbeda.

Ketika misogini cenderung hanya menyasar perempuan yang bersikap enggak sesuai dengan standar patriarkal masyarakat yang berlaku, seksisme lebih berupa penempatan perempuan pada posisi terendah dalam tatanan masyarakat.

Jadi, perempuan dianggap enggak mampu melakukan hal yang sama dengan laki-laki, dan seksisme dapat menjadi alasan seseorang menjadi misoginis hingga menyakiti perempuan dengan berbagai cara.

Baca Juga: Abel Cantika: Penting Edukasi Seks Sejak Dini untuk Cegah Pelecehan Seksual

Kalau dicontohkan, ketika ada cowok yang melecehkan cewek di kelasnya gara-gara mereka sedang bersaing demi mendapatkan posisi ketua OSIS dan si cowok merasa cewek ini mempersempit peluangnya untuk menang, hal itu adalah bentuk misogini.

Sementara contoh seksisme adalah seperti ketika kita sedang membagi pekerjaan di dalam organisasi kelas, anggota cewek kerap diberikan pekerjaan administratif atau lainnya yang relatif lebih mudah, tapi membuatnya enggak dapat ikut berkompetisi sama kuatnya dengan anggota cowok untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi karena pekerjaan mereka enggak setara.

Pekerjaan yang ringan pun cenderung diberikan kepada perempuan karena kita dianggap enggak bakal mampu memberikan kinerja dan berdedikasi sama baiknya dengan laki-laki.

Makanya, yuk putus rantai misogini dan seksisme untuk menunjukkan kalau perempuan bisa menjadi apa saja yang kita mau tanpa memandang gendergirls!

 

(*)