CewekBanget.ID - Semakin bumi tua, semakin perlu juga kesadaran manusia, terutama kaum muda peduli dengan kelestarian lingkungan dari tingkat emisi karbon berlebih.
Toyota Indonesia bersama National Geographic Indonesia menggelar webinar bertajuk Toyota Eco Youth 12: Netralitas Karbon dan Peran Anak Muda di Indonesia.
Dihadiri lebih dari 150 peserta dari beragam instansi dan pelaku pendidikan untuk sukseskan gerakan bersama.
Baca Juga: Remaja Pengin Lebih Eco-Friendly? Lakukan 5 Tips Praktis Ini!
Tujuan Toyota Eco Youth 12
Bob Azam selaku Director Administration, Corporate & External Affairs, Technical Goverment Affairs Toyota, menyampaikan tujuan terselenggaranya Toyota Eco Youth 12.
Bagi Bob, acara ini sangat penting khususnya bagi generasi muda agar menjadi wadah edukasi dan mawas diri menghadapi tantangan netralitas karbon di era perubahan iklim seperti saat ini.
"Sebagai wadah inisatif penghijauan bagi anak muda, guna mencapai netralisir karbon dan mengurangi emisi karbon yang kini jadi ancaman kita semua.
Terutama berpengaruh pada perubahan iklim di bumi," ujarnya melansir dari sambutan webinar.
Upaya Indonesia mencapai angka netral karbon
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya juga menyampaikan keynote yang diwakilkan oleh Sekretaris Jendral Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono.
Pada keynote dukungannya ini, Siti menyoroti berbagai upaya pemerintah untuk menuju angka netral emisi karbon yang saat ini tergolong sudah sangat tinggi.
Seperti di antaranya mengurangi emisi dari deforestasi lahan gambut, yang ditandai dengan keberhasilan Indonesia menekan angka kebakaran utan signifikan sejak 2020.
Tingkatkan kapasitas hutan alam Indoensia, restorasi gambut dan perbaikan lahan air, hingga restorasi dan rehabilitasi hutan yang sudah sejak 2019 diberlakukan program penanaman kembali 10 kali lipat.
Pemerintah menerapkan pengelolaan hutan berkelanjutan, optimasi lahan non produtif untuk pengelolaan perkebunan berkelanjutan, rehabilitasi konservasi mangrove, bahkan menyoroti penegakan hukumnya.
Siti juga berharap, peran anak muda bisa dikonsentrasikan juga lewat media sosial, untuk dukung upaya penetralan karbon.
Dampak emisi karbon di bumi
Pesan dari Muhawan Karuniasa, selaku Ketua Umum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia yang juga jadi pembicara, menjelaskan dampak dari emisi karbon berlebih.
Berbagai bencana belakangan sering terjadi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang, menjadi reaksi alam karena jumlah karbon semakin jauh dari netral.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Ekspose Generasi Lingkungan Susi Herawati, enggak memungkiri kegiatan manusia di bumi memang yang menjadikan dampak kelebihan karbon itu terjadi.
"Dampak dari kegiatan manusia untuk kegiatan produktif, karena manusia juga butuh lahan dalam keperluan sehari-hari.
Tapi seiring berjalannya waktu kegiatan kita melebihi apa yang bisa bumi siapkan," ujarnya.
Baca Juga: Wow, Minyak Jelantah Bisa Dibuat Pupuk!
Menciptakan solusi penanggulangan karbon berlebih
Namun bukan berarti karbon ada di bumi untuk semata memberi dampak negatif lho.
Menurut Miss Earth 2020, Monica Khonado manusia bisa berdampingan dengan karbon jika pemanfaatannya tepat.
Untuk situasi saat ini, yang terbaik adalah mencari solusi untuk mengubah cara hidup manusia supaya kegiatan sehari-harinya enggak menghasilkan emisi karbon.
"Perlu balance untuk segala sesuatu. Kita bisa membangun, tapi juga tetap pedulikan lingkungan.
Kita membutuhkan otomotif, tapi juga membutuhkan yang sekaligus ramah lingkungan," ujar Monica.
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran pemilik Yayasan Setali sekaligus public figure, Andien Aisyah yang mulai gerakan melakukan daur ulang sampah-sampah pakaian agar bisa digunakan kembali.
Sementara Toyota mulai gebrakan besarnya dengan bocoran produk ramah lingkungan baru milik mereka, yakni produksi mobil listrik buatan anak Indonesia dengan tujuan membantu kurangi emisi berlebih karbon.
(*)