CewekBanget.ID - Beberapa orang punya kebaisaan menggigit kuku saat bosan atau stres.
Kebiasaan ini mungkin kita miliki sejak kecil, atau telah lama dilakukan.
Tapi ada alasannya kenapa kita selalu disuruh untuk berhenti menggigit kuku, lho.
3 risiko akibat menggigit kuku ini alasannya!
Baca Juga: Waspada Gigi Luka dan 3 Bahaya dari Kebiasaan Menggigit Kuku!
Membawa Penyakit
Menurut CDC seperti dilansir dari The Healthy, ada lebih dari 200 virus flu di sekitar kita sepanjang waktu.
Sebetulnya risiko terkena penyakit seperti flu atau pilek juga dipengaruhi oleh faktor seperti melemahnya sistem imun dan tertular orang sakit.
Tapi risiko ini juga bisa meningkat apabila kita jarang membersihkan tangan dan masih sering menyentuh area wajah, khususnya mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor.
Ingat, virus juga rentan menempel pada kulit, jadi kebiasaan menggigit kuku dapat menyebabkan bakteri dan virus lebih mudah berpindah ke dalam tubuh melalui mulut.
Baca Juga: Yuk Coba 4 Cara Mudah Ini Buat Hilangkan Kebiasaan Gigit Kuku!
Merusak Gigi
Bukan hanya kuku yang akan rusak saat kita terbiasa menggigitnya, tetapi gigi kita juga, lho!
Terlalu sering menggigit kuku dapat membuat gigi retak, patah, hingga menyebabkan gusi sariawan dan kerusakan jaringan pada gusi.
Kita bisa menghindari kebiasaan menggigit kuku dengan mengunyah permen karet atau permen.
Menyebabkan Infeksi
Yang paling jelas, dampak buruk dari kebiasaan menggigit kuku adalah risiko infeksi bakteri yang juga meningkat.
Kita pasti sadar, kotoran kerap menumpuk di bawah kuku kita; sementara itu, bakteri yang terdapat pada kuku dan tangan tentu saja jauh lebih banyak dari jumlahnya yang ada di bawah kuku.
Melansir dari The Healthy, beberapa patogen yang paling banyak bersarang di kuku kita adalah bakteri Staphylococcus, Streptococcus, dan Coryneform, yang dapat masuk ke tubuh melalui celah pada kulit atau saat kita enggak sengaja mencernanya gara-gara menggigit kuku dan makan tanpa mencuci tangan.
Jadi saatnya kita mengganti kebiasaan menggigit kuku dengan kebiasaan lain yang lebih sehat, ya!
(*)