Faktanya, banyak perempuan juga secara sadar atau enggak sadar menjadi misoginis dengan membenci dan mendiskriminasi sesama perempuan.
Kita bisa mendapati perilaku misoginis saat ada perempuan yang dianggap enggak bersikap sesuai 'kodrat' dan 'norma' yang berlaku dalam masyarakat.
Di sisi lain, 'norma' tersebut dibentuk di tengah lingkungan yang patriarkal dan mendiskriminasi perempuan dalam berbagai aspek.
Bentuk dan Contoh Misogini
Sayangnya, misogini masih marak banget terjadi di lingkungan masyarakat dalam berbagai bentuk.
Beberapa contoh misogini yang sering banget terjadi adalah lelucon bernada pornografi dan melecehkan perempuan, kekerasan terhadap perempuan, hingga mengajari perempuan untuk membenci dan menghina bagian tubuh miliknya sendiri.
Misalnya, ketika teman cowok kita menyebut kita sebagai cewek dengan kata-kata hinaan atau merendahkan, meski kemudian doi berdalih kalau ia cuma 'bercanda'.
Baca Juga: Enggak Pantas, Jangan Ucapkan 5 Candaan Ini kepada Teman Sekalipun!
Hal-hal seperti mengirimkan konten seksual atau enggak senonoh di media sosial, berkomentar dan menyinggung bentuk atau kondisi fisik perempuan merupakan tindakan misoginis.
Mempertanyakan dan mengomentari aktivitas perempuan yang dianggap enggak ideal juga merupakan bentuk misogini, lho.
Termasuk saat keterbukaan perempuan atas seksualitas dan identitas gender-nya dipertanyakan, dihina, dan dilecehkan.
Memutus Rantai Misogini