Bahayakah Kalau Vaksin Booster Berbeda dari Dosis Sebelumnya?

By None, Jumat, 21 Januari 2022 | 11:25 WIB
Ilustrasi vaksin (webmd.com)

CewekBanget.ID - Sudah lebih dari setengah lebih penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksin COVID-19 dosis satu dan dua.

Karena perkembangan kasus dan adanya varian COVID-19 baru yang makin menyebar masif, enggak heran kalau pemerintah sekarang gencar memberikan vaksin booster atau dosis tambahan kepada masyarakat Indonesia.

Vaksin booster ini telah diberikan mulai dari 12 Januari 2022 lalu dan diperuntukkan untuk masyarakat di atas 18 tahun, khususnya para lansia.

Dilansir via Parapuan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi memberikan persetujuan pada 5 (lima) vaksin COVID-19 yang dapat digunakan sebagai booster atau dosis lanjutan homolog (vaksin booster sama dengan vaksin primer) dan heterolog (vaksin booster berbeda dengan vaksin primer).

Kelima vaksin tersebut yakni:

- CoronaVac atau Vaksin Covid-19 Bio Farma,

- Comirnaty oleh Pfizer,

- AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac),

- Moderna, dan

- Zifivax.

Baca Juga: Studi: Booster Vaksin Keempat Tak Kuat Lindungi Tubuh dari Omicron

Lantas bagaimana efektivitas vaksinasi mix and match alias heterolog?

Menurut dr. RA Adaninggar PN., SpPD, pada prinsipnya semua vaksin yang sudah melewati uji jika dilihat dari angka memang berbeda-beda, namun hal tersebut enggak bisa mewakili efektivitas vaksin.

Ketika dimintai keterangan oleh Parapuan, dr. Adaninggar menegaskan bahwa sebenarnya efektivitas vaksin jauh lebih luas.

"Kita lihat bagaimana vaksin itu melindungi seseorang dari gejala berat, melindungi seseorang dari masuk rumah sakit, melindungi seseorang dari kematian," paparnya.

dr. Adaninggar menambahkan bahwa sampai sekarang semua vaksin itu dengan kombinasi yang sudah diuji itu semuanya efektif.

"Efektif untuk mengurangi seseorang bergejala berat, masuk rumah sakit, dan meninggal, yang penting itu," tegasnya.

"Jadi kalau angkanya yang satu menaikkan segini yang satu menaikkan segini, itu kita enggak bisa bandingkan karena kadang-kadang pemeriksaan itu waktunya beda," tambahnya.

dr. Adaninggar kembali menuturkan tiga hal yang penting untuk diperhatikan oleh semua orang mengenai efektivitas vaksin yakni:

1. Bagaimana vaksin mencegah orang kalau kena COVID-19 enggak bergejala berat

2. Jika terkena Covid-19 enggak harus masuk rumah sakit, dan

3. Pasien Covid-19 enggak harus meninggal.

Baca Juga: Gratis, Begini Cara Cek Tiket Vaksin Booster di PeduliLindungi!

"Jadi semuanya yang sudah diuji itu sebetulnya booster sudah diuji di luar negeri juga, booster yang direkomendasikan di masing-masing negara yang melewati semua uji itu sebetulnya bisa terbukti efektivitasnya," paparnya.

Lantas, amankah vaksin booster berbeda dari yang pertama dan kedua?

"Ya, jadi itu kan saya rasa kombinasi-kombinasi yang diuji supaya lebih fleksibel, ya karena kalau kita mempertahankan dengan merek yang sama, belum tentu merek itu ada lagi," ungkapnya.

Mengetahui adanya hal tersebut, maka dr. Adaninggar mengungkap pada akhirnya kombinasi yang ada dicoba untuk melihat efektivitasnya, dan memang penelitian itu membutuhkan waktu.

"Semakin hari kan semakin banyak penelitiannya dan sudah enggak masalah dari segi efektivitas, dan dari segi keamanan itu baik-baik aja," tutupnya.

(Anna Maria Anggita/Parapuan)

Artikel ini telah tayang di Parapuan dengan judul "Bagaimana Efektivitas Mix and Match Vaksinasi Booster? Ini Penjelasan Dokter Penyakit Dalam"

(*)

Baca Juga: 3 Jenis Masker Ini Bisa Cegah Omicron Masuk ke Dalam Hidung!