Dialami Aliando Syarief, Apa Itu OCD dan Gejala yang Harus Diketahui?

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 28 Januari 2022 | 13:55 WIB
Aliando Syarief (Foto: Instagram/ @aliandooo)

CewekBanget.ID - Artis Aliando Syarief muncul kembali untuk menyapa penggemar setelah cukup lama vakum dari dunia hiburan.

Pada Kamis (27/1/2022), Aliando melakukan siaran Instagram live dan memberikan kabar terkini seputar kondisinya selama ini.

Aktor yang naik daun berkat sinetron Ganteng-Ganteng Serigala itu pun mengaku, dirinya mengalami gangguan obsesif-kompulsif (OCD) sejak masih SD dan kini merasakan gejala yang semakin parah.

Bahkan, OCD yang dialami Aliando sampai mengganggu kegiatan aktingnya.

Kita mungkin sudah pernah mendengar tentang gangguan mental OCD yang dialami Aliando, tapi masih bingung dengan tanda-tandanya.

Apa itu obsessive-compulsive disorder (OCD) dan gejalanya yang harus diwaspadai?

Obsessive-Compulsive Disorder

Obsessive-compulsive disorder (OCD) alias gangguan obsesif-kompulsif adalah gangguan yang membuat seseorang mengalami pengulangan pikiran (obsesi) atau perilaku (paksaan) yang enggak terkontrol.

Penderita OCD mengalami pikiran dan perilaku berulang yang enggak mereka inginkan, termasuk berbagai ketakutan dan kekhawatiran terhadap hal-hal yang sebetulnya enggak diambil pusing oleh orang lain.

Baca Juga: OCD Aliando Syarief Makin Parah, Sampai Pengaruhi Caranya Berakting

Sementara itu, melansir dari National Insititute of Mental Health, OCD adalah kondisi gangguan yang umum, kronis, dan dapat bertahan lama, serta bisa berdampak buruk bagi kehidupan kita sehari-hari.

Kita bisa saja berusaha mengabaikan atau menghentikan obsesi tersebut, tapi itu hanya akan meningkatkan stres dan kecemasan yang kita alami.

Pada akhirnya, kita justru merasa terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif atau terpaksa demi meredakan stres.

Gejala OCD

Melalui siaran Instagram live, Aliando menjelaskan tentang OCD yang dialaminya.

Salah satu contohnya adalah ketika Aliando melihat ada sampah di ruangannya, alih-alih membuangnya, ia merasakan dorongan untuk malah menyusun sampah-sampah tersebut.

Itu adalah contoh dari OCD dan bisa terjadi dalam berbagai bentuk lain.

Melansir dari Mayo Clinic, gejala OCD sendiri terbagi menjadi gejala obsesi dan gejala kompulsi.

Meski biasanya OCD terdiri dari keduanya, tapi mungkin juga kita hanya mengalami salah satu gejalanya dan tetap dapat diklasifikasi menderita OCD.

Baca Juga: Aliando Syarief Idap Gangguan Mental OCD Sejak SD, Kini Makin Parah!

Dari obsesi pada OCD, kita bisa mengenali sejumlah gejala yang berkisar pada tema atau subjek tertentu.

Misalnya, ada orang dengan OCD yang takut kotor dan kuman, atau panik karena selalu bertanya-tanya kita sudah mematikan kompor atau belum.

Ada pula OCD yang mengakibatkan seseorang harus berada di tengah lingkungan yang sangat simetris dan hal-hal yang asimetris dapat begitu mengganggu.

OCD juga bisa berupa berbagai pikiran yang enggak diinginkan mengenai topik-topik tertentu, seperti subjek agama hingga seks.

Sementara gejala kompulsif yang mungkin dialami penderita OCD yaitu kebiasaan mencuci tangan sampai kulit tangan rusak saking takutnya terkena bakteri, kebiasaan mengecek pintu terlalu sering demi memastikan pintu sudah terkunci, menghitung pola-pola, dan mengulang-ulang doa, kata, atau kalimat tertentu.

Selain itu, stres berlebihan akibat berbagai hal enggak tersusun atau terjadi sebagaimana urutan yang kita bayangkan juga merupakan gejala OCD yang harus diwaspadai karena dapat mengganggu aktivitas kita sehari-hari.

Tingkat Keparahan

OCD biasanya dimulai di usia remaja atau dewasa muda, tapi enggak jarang gangguan ini terjadi sejak kecil.

Gejalanya cenderung meningkat seiring berjalannya waktu dan tipe obsesi atau kompulsi yang kita rasakan bisa berganti-ganti.

Selain itu, gejala OCD akan semakin parah saat kita mengalami stres yang lebih berat.

Fyi, OCD enggak sama dengan perfeksionisme, ya.

Kalau kita merasakan gejala obsesi atau kompulsi yang enggak wajar dan mengganggu keseharian kita, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter atau ahli.

Baca Juga: Sering Overthinking Bisa Jadi Gejala OCD? Kenali Dulu Tanda-Tandanya!

(*)