CewekBanget.ID - Batas antara hubungan pacaran yang normal dan sehat dengan yang toxic kadang enggak kasat mata.
Hubungan yang selama ini kita anggap wajar, bisa jadi ternyata malah toxic dan enggak sehat bagi pihak-pihak di dalamnya.
Fyi, hubungan yang berlandaskan ketergantungan semata juga enggak sehat, lho.
Apa saja ya, batas-batas pembeda antara hubungan sehat berlandaskan cinta dan yang toxic akibat ketergantungan?
Egoisme
Mudahnya, ketergantungan yang toxic bersifat egosentris, sedangkan hubungan cinta yang tulus lebih berupa altruistik.
Ini karena hubungan yang dilandasi ketergantungan saja membuat kita mencari sosok yang dapat melengkapi dan memvalidasi kita dengan cara yang enggak pernah kita lakukan sendiri.
Hal tersebut membuat kita melandasi hubungan berdasarkan orang tersebut alih-alih dari diri kita sendiri, sehingga kita akan melakukan apa saja untuk mempertahankan keberadaan sosok itu dalam hubungan.
Pada akhirnya, hubungan penuh ketergantungan itu malah berpusat pada diri kita sendiri.
Baca Juga: Romantis, 5 Gombalan Angka a la Orang Jaman Dulu Ini Bikin Baper!
Sementara itu, hubungan yang sehat dan didasari oleh cinta lebih bersifat tulus dan mempertimbangkan perasaan satu sama lain.
Tentu saja kita senang merasa dicintai dan diperhatikan saat bersama doi, tapi kita tahu kita mencintainya bukan hanya karena ia mengisi kekosongan dalam diri kita.
Akhirnya hubungan antara kita dan doi jadi lebih erat dan mendalam.
Perasaan Saat Sendiri
Ketergantungan terhadap kehadiran doi membuat kita kerap merasa cemas dan enggak tenang saat ia enggak ada di sekitar kita.
Kita juga cenderung merasa kesepian dan kehilangan, bahkan meski doi cuma pergi sebentar, karena kita selama ini betul-betul bergantung pada kehadirannya yang mengisi celah dan ruang kosong dalam diri kita.
Ini akan mengarah pada hubungan enggak sehat, yang membuat kita mengutamakan doi di atas segalanya, bahkan di atas orang-orang yang seharusnya menjadi sosok lainnya yang dekat dengan kita seperti keluarga dan sahabat.
Hal itu bisa jadi berbahaya karena enggak ada yang bisa menjamin hubungan akan berlangsung selamanya, dan ketika tiba waktunya hubungan kita berakhir dengan doi, kita akan sangat sulit merelakan dan menerima kenyataan tersebut.
Nah, tapi kalau kita berada dalam hubungan yang sehat, yang bakal kita rasakan saat enggak bersama doi adalah rindu.
Baca Juga: 5 Gaya Pacaran Emmeril Kahn dan Nabila Ishma, Sweet dan Produktif
Bukannya sesuatu yang menyakitkan, rasa kangen ini lebih berupa keinginan untuk berada bersamanya karena kita menyukai kehadirannya di sekitar kita.
Kita enggak merasa terganggu dengan fakta bahwa kita sedang enggak bersama dirinya, karena yang penting masih ada perasaan dalam hati masing-masing.
Kontrol
Ini mungkin tanda yang paling jelas membedakan antara ketergantungan atau obsesi dengan hubungan yang lebih sehat.
Ketergantungan membuat kita takut kehilangan seseorang, sehingga sadar atau enggak, kita jadi mengontrol dirinya supaya terus berada di sekitar kita.
Pada akhirnya, kita jadi posesif dan melarang doi berkumpul bersama keluarga, teman, atau orang lain karena kita enggak mau kehilangan dirinya.
Sedangkan dalam hubungan yang sehat, pastinya kita juga pengin selalu bersama doi, tapi kita juga menyadari bahwa kita dan doi punya kehidupan pribadi masing-masing.
Kesadaran itu datang dari perasaan cinta dan saling mengerti.
Jadi kalau doi punya hobi dan lingkungan sosialnya sendiri, kita enggak bakal melarangnya untuk pergi karena cinta membuat kita sadar kalau ia juga butuh kebebasan, dan toh ia bakal kembali juga pada kita.
Perubahan
Ketergantungan menghambat proses dan perubahan, bahkan yang baik sekalipun.
Hal tersebut dapat terjadi lantaran kita telah begitu nyaman bersama dengan seseorang.
Masalahnya, kita enggak pengin ada hal yang berubah dan mungkin menggoyahkan hubungan yang sedang dijalani.
Ini juga termasuk mencegah doi untuk berubah dan berkembang, bahkan seandainya ia yang menginginkannya.
Sedangkan jika kita mencintai secara sehat, kita justru akan mendukung adanya perubahan ke arah yang lebih baik bagi diri masing-masing dan hubungan yang dijalani.
Hal ini juga berlaku sebaliknya, ya.
Kita dan doi jadi saling mendukung agar dapat berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Jadi, kita kira-kira sedang berada dalam hubungan seperti apa nih, girls?
Baca Juga: Curiga JHope BTS dan Nayeon TWICE Pacaran, Netizen Lakukan Cocoklogi!
(*)