CewekBanget.ID - Band metal cewek, Voice of Baceprot kini makin dikenal luas bukan hanya di Indonesia.
Kiprah Voice of Baceprot bahkan sudah sampai di berbagai penjuru dunia hingga sukses jalani tur keliling Eropa.
Tapi perjalanan sampai di titik ini mereka lewati dengan lika-liku sejak remaja.
Ketika masih merintis di bangku SMA, para personel Voice of Baceprot bahkan sempat alami diskriminasi.
Terutama diskriminasi soal fisik mereka dari orang-orang di sekitar.
Voice of Baceprot alami diskriminasi
Tiga member cewek dari band metal Voice of Baceprot mengawali karier musik mereka sejak SMA.
Di bangku SMA mereka masih tetap fokus pada pendidikan dan menjadikan band sebagai hobi sampingan yang ditekuni.
Tapi tak disangka sebelum mereka makin terkenal dan berprestasi, fisik dan kemampuan musik personel Voice of Baceprot sempat dijadikan bahan bully.
Baca Juga: Voice of Baceprot Sindir Media Eropa yang Terlalu Fokus Bahas Hijab
Misalnya ketika Euis Siti Aisyah, member yang memegang alat musik drum diremehkan kemampuannya.
"Teman-teman di sekolah itu bercandanya itu enggak lucu.
Pas awal aku bisa main drum, mereka pada bilang 'emag bisa main drum?'," ungkapnya dilansir dari kanal YouTube Voice of Baceprot.
Bukan cuma diremehkan tapi kondisi fisik juga dibawa-bawa sebagai bahan untuk mem-bully.
"Emang kakinya sampai? gitu katanya. Wah, itu kan gila," ucapnya.
Euis Siti dinilai teman-temannya kala itu memiliki tubuh yang pendek sehingga kemampuan main drum-nya diragukan.
Mendengar itu Euis merasa kurang dihargai dengan usahanya selama ini.
Diejek karena warna kulit gelap
Bukan cuma Euis yang menjadi target diskriminasi saat remaja.
Baca Juga: Band Metal Cewek asal Garut, Voice of Baceprot Siap Tur Keliling Eropa
Widi Rahmawati sebagai personel yang memegang alat musik bass, turut mendapat diskriminasi.
Saat sekolah SMA dia dinilai memiliki kulit yang gelap dan enggak sesuai standar kecantikan.
Bahkan sempat enggak diperbolehkan mengikuti acara upacara adat di sekolah karean kondisi kulit wajahnya.
"Hampir semua ekskul di sekolah aku ikut, terus muka aku hitam.
Guru aku bilang 'ih Widi kamu item banget, mana jerawatan lagi' kayak gitu," curhatnya.
Enggak sampai di situ aja, Widi juga dibanding-bandingkan dengan murid lain yang dinilai lebih menawan.
"Dibanding-bandingin, 'tuh kalau cewek mah kayak gitu' ada teman yang lebih putih, cantik," tambahnya.
Hal-hal semacam itu masih banyak Widi jumpai di sekitarnya ketika remaja.
Pengalaman diskriminasi yang dialami personel Voice of Baceprot enggak terlupakan hingga sekarang.
(*)