Bahkan, dari pembuatan barang elektronik saja, beberapa materialnya diambil dari dalam bumi dengan cara yang merusak lingkungan.
Terakhir adalah sesuatu yang sedang hangat dibicarakan warganet selama beberapa waktu terakhir, yaitu kebiasaan menggunakan transportasi umum untuk mobilitas alih-alih menggunakan kendaraan pribadi terus-menerus.
Fyi, emisi kendaraan bermotor merupakan salah satu penyuplai gas rumah kaca (GRK) terbesar dengan berbagai gas yang memicu efek rumah kaca sehingga mengakibatkan perubahan iklim.
Kalau enggak, kita juga bisa berjalan kaki untuk jarak tempuh yang masih terjangkau. Hitung-hitung olahraga, kan?
Mengelola Sampah Makanan
Food waste atau sampah sisa makanan adalah isu lingkungan lainnya yang kadang enggak tersorot, tapi sangat fatal dampaknya terhadap lingkungan.
Sampah makanan yang terbuang dan terurai di tanah akan melepaskan gas metana, salah satu komponen gas rumah kaca yang 86 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.
Kita bisa coba mencari cara untuk mengolah sisa bahan makanan agar masih bisa berguna, entah untuk dikonsumsi lagi, digunakan sebagai campuran bahan kompos, atau dialihfungsikan menjadi sesuatu yang baru.
Selain itu, belanjalah di tempat terdekat dan sesedikit mungkin, karena membeli bahan makanan yang sedikit bisa mengurangi pembuangan makanan yang mulai membusuk.
Sementara itu, belanja di tempat terdekat dapat meminimalkan rantai pasok makanan.
Untuk sampah makanan yang tersisa, lakukanlah pengomposan agar sisa makanan enggak terbuang percuma di tempat pemrosesan akhir (TPA) dan masih bisa berguna untuk menyuburkan tanah.
Baca Juga: Pengin Coba Pembalut Kain? 5 Hal Ini Penting Buat Kita Ketahui!