Awas Toxic Relationship, Ini 5 Tanda Kita Alami Kekerasan Narsistik!

By Salsabila Putri Pertiwi, Selasa, 28 Maret 2023 | 05:00 WIB
ilustrasi menghadapi orang toxic (MBC)

CewekBanget.ID - Kekerasan dalam hubungan pacaran bisa terjadi dalam berbagai bentuk.

Fyi, yang dimaksud dengan kekerasan bukan hanya tindakan yang dilakukan dan berbekas secara fisik, lho.

Kekerasan juga dapat menyerang mental, dan sayangnya, kekerasan non-fisik seperti ini kerap luput dari perhatian.

Kalau pacar kita adalah orang yang narsis, kekerasan narsistik dalam toxic relationship juga sangat bisa terjadi.

Sadar atau enggak, ini dia tanda-tanda bahwa kita mengalami kekerasan narsistik dalam toxic relationship.

Sebisa mungkin, segera menjauh dari toxic relationship seperti ini agar kita enggak terus menjadi korban kekerasan narsistik, ya!

Terjauhkan dari Lingkungan

Kita mungkin mengalami kekerasan narsistik jika kita merasa enggak terhubung erat dengan lingkungan, orang-orang, dan kejadian di sekitar kita selama menjalani hubungan yang ternyata toxic.

Disosiasi atau penjauhan ini bisa terjadi secara emosional maupun fisik.

Biasanya disosiasi berkaitan dengan trauma dan membuat kita merasa linglung hingga hampa dan mati rasa saat menghadapi situasi yang seharusnya membuat kita merasakan sesuatu.

Selain itu, kita juga mungkin memiliki inner part yang terlepas dari pribadi kita saat berada bersama pelaku kekerasan atau orang yang kita sayangi.

Baca Juga: Jangan Gegabah, Begini Tips Putus dari Cowok Toxic dengan Aman!

Terlalu Berhati-Hati

Pernah merasa begitu hati-hati dalam melakukan sesuatu, bahkan hal terkecil sekali pun yang enggak diperhatikan juga oleh orang lain?

Biasanya korban kekerasan narsistik dalam toxic relationship mengalami hal tersebut.

Ini karena kita merasa lingkungan kita memiliki potensi ancaman dan membuat kita merasa terus diawasi atas sikap dan perilaku kita.

Kita pun merasa harus selalu membuat orang lain puas dan senang, bahkan meski diri sendiri terbebani, karena kita terbiasa memperlakukan pelaku kekerasan seperti itu.

Selain itu, kita mungkin sulit mengambil keputusan spontan dan jadi pasif gara-gara mengalami kekerasan narsistik.

Trust Issue

Masalah kepercayaan atau trust issue juga bisa muncul akibat kita terlalu sering mengalami tindak kekerasan narsistik.

Kita pun terbiasa melihat setiap orang sebagai ancaman, sebagaimana kita melihat pelaku.

Kecemasan mungkin kerap melanda kita saat memikirkan maksud dan tujuan seseorang yang berinteraksi dengan kita.

Selain itu, pelaku yang narsis kerap melakukan gaslighting kepada korbannya, sehingga kita dibuat percaya bahwa segala pengalaman kita enggak valid dan kita bahkan enggak bisa mempercayai diri sendiri akibat hal tersebut.

Baca Juga: Waspada 4 Tanda Kita Pacaran dengan Cowok Toxic dan Antisosial!

Takut Meraih Kesuksesan

Pelaku kekerasan narsistik biasanya memiliki sifat narsis dan cemburuan terhadap orang lain, bahkan pasangannya sendiri, sehingga ia akan mencegah orang lain lebih sukses dari dirinya.

Kalau kita tiba-tiba jadi enggan dan takut meraih pencapaian sejak menjalani hubungan, mungkin selama ini hubungan tersebut dan sosok yang ada di dalamnya adalah penyebabnya.

Kita juga mungkin jadi mengasosiasikan segala hobi, kesenangan, dan impian kita dengan hal-hal yang kejam dan bersifat menghukum.

Ini membuat kita takut menghadapi kesuksesan dan menjadikan kita depresi, cemas, kurang percaya diri, hingga bersembunyi dari perhatian orang lain.

Sering Membandingkan Diri

Bukan untuk meningkatkan kemampuan diri, kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain malah bikin kita terpuruk dan merendahkan diri sendiri.

Kadang kebiasaan ini muncul gegara kita terjebak dalam hubungan toxic dengan perilaku kekerasan narsistik.

Kita juga barangkali selalu merasa enggak cukup dan harus berkompetisi dengan orang lain demi memenuhi kepuasan pelaku narsis.

Selain itu, kita menyadari pelaku narsis memperlakukan orang lain jauh lebih baik ketimbang saat mereka memperlakukan kita, sehingga kita merasa kalau kita memang salah dan pantas mendapatkan perlakuan buruk darinya.

Kalau kita merasa menjadi korban narsistik dan butuh bantuan, sebaiknya berkonsultasilah dengan ahli.

 Baca Juga: Waspada 4 Tanda Kita Pacaran dengan Cowok Toxic dan Antisosial!

(*)