Ada yang Bikin Trauma, Berikut 7 Film dan Acara TV yang Enggak Cocok Buat Anak-anak

By Tiara Harum Pramesti, Rabu, 22 Mei 2024 | 16:13 WIB
South Park (imdb)

CewekBanget.ID - Kita perlu selektif untuk memilih tontonan bagi anak-anak termasuk film dan acara TV.

Sebab ternyata ada film dengan nuansa cerita anak-anak namun enggak sepenuhnya cocok bagi mereka. 

Dari segi cerita bahkan adegan sering memiliki makna yang bisa bikin traumatis. 

Berikut contoh film-filmnya, girls.

E.T

E.T

Film E.T termasuk populer di Indonesia dan kerap tayang di saluran TV swasta. 

Meski dari karakter-karakter yang ditampilkan berikan kesan cocok ditonton anak-anak, nyatanya enggak sepenuhnya cocok. 

Karya klasik Steven Speilberg ini juga tampilkan alur cerita cukup serius, bahkan bisa membentuk perspektif lain bagi anak-anak. 

Misalnya ketika adegan pemerintah yang tanpa henti mengejar Elliott dan E.T.

Serta adegan di mana E.T. binasa. Itu cukup intens untuk seorang anak kecil.

Baca Juga: Catat! Ini 7 Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton Bareng Ponakan

Alice in Wonderland

Alice in Wonderland

Kisah animasi yang Disney ini berasal dari dongeng lawas dengan kisah ikoniknya. 

Alice menunjukkan alur kisah trippy dan tindakan Alice yang bisa dibilang sembrono.

Bisa diibaratkan seperti kesialan bocah yang mengambil permen dari orang asing.

Alice berulang kali meminum dan memakan apapun yang diperintahkan padannya. 

Dia membiarkan karakter gila meniupkan cincin asap ke wajahnya dan membuatkan minuman untuknya.

Dan setelah semua itu, nyawanya berulang kali terancam oleh Queen of Hearts yang memburu kepala.

Meski disajikan dengan warna-warna cerah, film tersebut memiliki banyak pesan yang mungkin orang tua tidak ingin anak-anak mereka serap.

NeverEnding Story

NeverEnding Story

Baca Juga: 5 Alasan Kita Wajib Nonton Film Keluarga, Kulari ke Pantai. Seru!

Film lainnya yang perlu dikaji lagi kalau mau dipertontonkan ke anak-anak adalah NeverEnding Story.

Cerita ini mencakup seorang anak yang berduka karena kehilangan ibunya, penindasan, dan dunia fantasi.

Film ini berkisah tentang pencarian sulit seorang anak laki-laki untuk menyelamatkan dunianya agar tidak terhapuskan, namun ini menjadi sebuah misi yang hampir gagal.

Pada akhirnya, mereka yang telah menonton film ini akan setuju bahwa bagian terburuk terjadi di awal cerita ketika kuda sang pahlawan, Artax, perlahan tenggelam.

Saat anak laki-laki itu memohon, menangis, dan berteriak pada kudanya untuk mencoba mencegahnya dari kematian, kudanya tetap diam dan menyerah pada nasibnya. Pemandangan tragis yang akan sulit diterima oleh penonton anak-anak. 

The Bridge to Terabithia

Bridge to Terabithia

Bukan hanya anak-anak, orang dewasa juga akan merasa kurang nyaman setelah nonton. 

Meski sebenarnya The Bridge to Terabithia ini adalah film menyentuh dengan banyak pelajaran bagus untuk disampaikan, tapi ada sisi cerita lain perlu diperhartikan.

Tidak hanya menampilkan persahabatan platonis antara seorang anak laki-laki (Josh Hutcherson) dan seorang gadis (AnnaSophia Robb), tetapi juga imajinasi dan keterampilan mereka untuk menciptakan kerajaan fantasi mereka sendiri.

Persahabatan mereka diceritakan sangat kuat, sehingga adegan tragedi menjelang akhir film jadi makin traumatis. 

Baca Juga: Mengangkat Soal Mimpi, Film Malam Pencabut Nyawa Sudah Tayang di Bioskop!

Anak-anak kecil dan orang dewasa tidak akan mudah melewati adegan perpisahan dua sahabat ini dengan segala macam cobaan dilewati. 

Return to Oz 

Return to Oz

Return to Oz adalah sekuel dari The Wizard of Oz tahun 1939.

Namun, film ini jauh lebih meresahkan dibandingkan film asli yang dibintangi Judy Garland.

Setelah Dorothy melarikan diri dan entah bagaimana berhasil kembali ke Oz yang hancur, dia bertemu dengan makhluk beroda gila yang mengintai setiap gerakannya.

Adegan seperti seorang ratu yang senang mengambil kepala wanita lain untuk dipakai sebagai miliknya, dan seorang raja sadis yang terbuat dari batu dan membuatnya bermain-main. 

Semua itu terlihat seperti mimpi buruk tak berujung.

Coraline

Coraline

Adaptasi dari cerita Neil Gaiman ini merupakan kisah peringatan bagi anak-anak agar menghargai apa yang dia punya.

Baca Juga: Keterlibatan Animator Indonesia dan 4 Fakta Menarik Kingdom of the Planet of the Apes

Namun peringatan itu disampaikan dengan cara cukup mengerikan.

Ketika Coraline menemukan sepasang orang tua lain (dengan sifat berbanding terbalik dari orang tuanya) di balik pintu misterius, dia sangat gembira.

Tentu saja, momen itu segera menjadi jelas bahwa segala sesuatunya tidak persis seperti yang terlihat.

Ibu Coraline yang lain sebenarnya adalah makhluk menakutkan yang telah menciptakan dunia berbahaya di mana dia menyedot kehidupan anak-anak.

Ilusi yang diciptakan sebagai pembelajaran itu bisa menimbulkan ketakutan nyata, dengan mata-mata para karakter antagonis yang terbuat dari kancing. 

South Park

South Park

Acara TV South Park sebenarnya tidak dibuat untuk siapa pun yang belum mencapai usia remaja.

Meskipun tampilan visualnya menggemaskan dan cocok untuk anak-anak, tapi enggak dengan ceritanya. 

Bahasa yang digunakan oleh siswa kelas tiga, yang menjadi pusat film, serta situasi tidak pantas yang mereka alami, mungkin mengejutkan bahkan bagi orang dewasa.

Film ini adalah film satir yang bagus, tetapi anak-anak dikhawatirkan fokus pada sifat vulgarnya yang jauh lebih kentara.

Baca Juga: Deretan Waralaba Tidak Dilanjut karena Film Sebelumnya Kurang Laku

Itu dia film-film dengan nuansa cerita anak-anak tapi sebenarnya enggak sepenuhnya cocok untuk anak.

(*)