CewekBanget.ID - Sudah nonton film Kingdom of the Planet of the Apes, girls?
Yup! Kingdom of the Planet of the Apes sudah resmi tayang di Indonesia sejak 8 Mei 2024.
Melanjutkan kesuksesan dari film-film sebelumnya, Kingdom of the Planet of the Apes disebut sebagai pembuka era baru dalam kisah ikonik ini.
Disutradarai oleh Wes Ball, film ini dibintangi oleh Owen Teague, Freya Allan, Kevin Durand, Peter Macon, dan William H. Macy.
Sekilas tentang Kingdom of the Planet of the Apes
Film ini berlatar beberapa dekade setelah masa kepemimpinan Caesar.
Di mana manusia hidup dalam bayang-bayang dan spesies kera harus berhadapan dengan pemimpin tirani, yang berupaya untuk membangun kerajaan barunya.
Sosok kera muda bernama Noa yang berasal dari klan Eagle harus mengarungi sebuah petualangan berbahaya, yang akan membuatnya mempertanyakan kembali masa lalu yang ia ketahui.
Perjalanan ini juga membuat Noa harus membuat keputusan penting yang akan mempengaruhi kehidupan manusia dan kera kedepannya.
Selain menampilkan cerita perjalanan yang penuh aksi dan berbeda dari trilogi sebelumnya, Kingdom of the Planet of the Apes juga menyimpan banyak fakta menarik, lho.
Sudah tayang di Indonesia, kita intip berbagai fakta menarik seputar film Kingdom of the Planet of the Apes, yuk!
Baca Juga: Film-film Horor yang Terinspirasi dari Karakter Animasi Populer
1. Sang sutradara awalnya enggak tertarik untuk ikut di project ini
Penggarapan film ini dipimpin oleh Wes Ball, seorang sutradara visioner yang mulai dikenal pada tahun 2014 lewat franchise film populernya, The Maze Runner, yang meraup lebih dari US$348 juta secara global.
Dilansir dari press release yang diberikan, pada tahun 2019, Wes Ball pertama kali ditawarkan tentang kemungkinan menghidupkan kembali franchise ikonik Planet of the Apes, tapi awalnya ia enggak tertarik.
Namun, satu minggu setelahnya, sebuah konsep yang sangat menarik muncul dibenaknya.
Cerita yang menurutnya sangat menarik ini berlatar ratusan tahun setelah kematian Caesar di akhir War for the Planet of the Apes dan merupakan kisah dengan petualangan yang lebih kompleks.
"Konsep ini bercerita tentang sesosok kera muda yang naif dan tidak tahu apa-apa tentang dunia luar, di mana Caesar telah menjadi legenda. Jika tiga film terakhir bisa diumpamakan sebagai zaman batu para kera, sekarang mereka telah memasuki zaman perunggu.
Kita bisa melihat budaya berkembang di dalam berbagai klan. Kita juga bisa melihat apa yang terjadi pada dunia yang ditinggalkan dan yang tersisa semenjak perginya manusia." ungkap Wes Ball dilansir dari press release yang diberikan.
Setelah mendatangi eksekutif di 20th Century Studios dengan ide tersebut, Ball bertemu dengan Rick Jaffa dan Amanda Silver, yang menciptakan trilogi Caesar dan menulis naskah untuk "Avatar: The Way of Water," untuk menjadi produser pada film baru ini.
2. Animator Indonesia ikut terlibat dalam produksi
Teknologi yang digunakan untuk menghidupkan karakter kera dan juga suasana film tersebut dicapai melalui teknologi Performance Capture, berkat para ahli di Wētā FX.
Baca Juga: Film-film Horor yang Terinspirasi dari Karakter Animasi Populer
Perusahaan efek visual di Selandia Baru milik pembuat film Peter Jackson telah bekerja pada tiga film sebelumnya dan memainkan peranan penting.
Pekerjaan Wētā FX juga termasuk mengubah aktor manusia menjadi kera secara digital dan membantu menciptakan dunia yang berlatar beberapa ratus tahun, dari film sebelumnya yang penggemar sudah saksikan.
Fakta menariknya, dalam tim animator ini ternyata ada salah satu animator Indonesia yaitu Sashya Subono Halse.
Sashya yang sebelumnya merupakan pengajar di bidang animasi di Indonesia, melanjutkan pendidikannya di Selandia Baru hingga menjadi bagian dari Wētā FX selama lebih dari 4 tahun.
Animator yang berfokus pada Facial Motion Animation ini telah berkontribusi dalam beberapa film ikonik seperti, Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023) dan Avatar: The Way of Water (2022).
3. Adaptasi teknologi dari Avatar: The Way of Water
Proses produksi Kingdom of the Planet of the Apes sangat sulit dari segi teknis dan merupakan pembelajaran besar bagi sutradara Wes Ball.
"Ketrampilan membuat film ini melebihi segala yang pernah saya jalani," ujar Wes Ball seperti dilansir dari press release.
Salah satu tantangan terbesar adalah penambahan elemen air dalam cerita tersebut.
Ada sejumlah adegan yang memerlukan para kera untuk terlihat basah dan juga berada di dalam air.
Baca Juga: 5 Alasan Harus Banget Nonton How To Make Millions Before Grandma Dies
Erik Winquist, selaku Visual Effect Supervisor, menangani bagaimana air mengubah penampilan bulu mereka. Untungnya, Winquist dapat menggabungkan teknologi yang sudah pernah digunakan dalam Avatar: The Way of Water.
4. Proses para aktor belajar menjadi 'kera' selama 6 minggu
Sebelum proses syuting dimulai, para aktor mempelajari karakteristik dan pergerakan kera selama 6 minggu.
Proses ini dipimpin oleh pelatih gerakan Alain Gauthier, yang dulunya adalah seorang atlet, gymnast, dan trampolinist yang bersaing secara internasional sebelum menjadi salah satu anggota pendiri Cirque du Soleil yang terkenal di dunia.
Ketika para pemeran tiba untuk pelatihan, tugas pertama Gauthier adalah membuat mereka sangat sadar akan tubuh mereka.
Dia menyusun serangkaian latihan untuk memperkuat dan mengembangkan jalur saraf baru, memberi mereka alat untuk bergerak layaknya seekor kera.
"Setelah mereka menguasai format fisik, kami bekerja untuk membuat kepribadian aktor masuk ke dalam kepribadian kera, yang merupakan sesuatu yang membutuhkan pengamatan dari pihak aktor," jelas Gauthier.
"Tugas saya disini adalah untuk memastikan bahwa saya menunjukkan arah yang tepat bagi mereka untuk menjadikan karakter yang mereka ingin ciptakan menjadi indah dilihat." lanjutnya.
Andy Serkis, yang telah menciptakan karakter Caesar di tiga film sebelumnya, diundang sebagai konsultan khusus untuk menyempurnakan suara dan karakterisasi.
Baca Juga: 5 Alasan Harus Banget Nonton How To Make Millions Before Grandma Dies
5. Pembangunan set asli
Sutradara Wes Ball ingin sebagian besar aksi berlangsung di set praktis di dunia fisik tetapi tetap dengan bantuan latar yang akan dibuat secara digital dalam beberapa adegan.
"Dalam film ini, kami membawa orang-orang ke dunia yang tidak ada. Tentu saja, ada banyak efek visual, tetapi semuanya dimulai dengan berdiri di tempat nyata dan memberi para aktor sesuatu untuk bereaksi." jelasnya.
Owen Teague, pemeran Noa berkata, "Set untuk film ini sangat luar biasa. Saya ingat saat masuk ke sarang Klan Elang, di mana bagian atas menara kami adalah konstruksi kayu empat lantai atau kayu balok yang diikat bersama, yang begitu detail dan begitu realistis sehingga Anda lupa bahwa tempat itu adalah set. Mereka membangun dunia yang begitu terperinci sehingga membuatnya mudah bagi seorang aktor untuk datang dan menjadi bagian dari cerita tersebut."
Dalam cerita, peradaban dan suku-suku kera telah berevolusi dengan cara mereka sendiri, dan mereka sekarang hidup berdampingan dengan tanah dan satwa liar.
"Sarang Elang adalah tempat kita pertama kali bertemu dengan tiga karakter utama kita, yang sedang melakukan misi tertentu yang pada dasarnya adalah suatu upacara yang melambangkan kedewasaan bagi mereka," jelas Ball.
Baca Juga: Intip Spoiler Yeo Jin Goo di Film Hijacking, Pertama Kali Mencoba Jadi Villain
Trailer Kingdom of the Planet of the Apes bisa kita intip lewat video berikut ini, girls:
(*)
Source | : | Press Release |
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR