3 Isu yang Menghambat Pertumbuhan Talenta Digital di Indonesia

By Indah Permata Sari, Selasa, 23 Juli 2024 | 15:40 WIB
Press conference Seremoni Kerjasama APTDI dan Kominfo di Markas Kominfo, Jakarta, pada Senin, (22/7/2024) (Foto : CewekBanget.ID/Indah)

CewekBanget.ID - Enggak banyak yang tahu kalau menjalani profesi di bidang digital adalah salah satu yang banyak dicari dalam industri dunia kerja saat ini, girls.

Semua negara di dunia sebenarnya saat ini sedang berlomba untuk bisa menjadi yang terdepan di bidang digital ini.

Karena enggak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih pasti harus diimbangi juga dengan kemampuan manusia dalam menguasai teknologi itu sendiri.

Sehingga berbagai macam karier di dunia digital pasti akan sangat dibutuhkan paling enggak hingga belasan tahun ke depan.

Namun sayangnya situasi talenta digital di Indonesia saat ini masih belum maksimal.

Alamanda Shantika, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengembangan Talenta Digital Indonesia (APTDI) serta Founder & CEO Binar Academy, dalam acara press conference Seremoni Kerjasama APTDI dan Kominfo di Markas Kominfo, Jakarta, pada Senin, (22/7/2024), menjelaskan soal situasi talenta digital Indonesia saat ini.

Dia mengungkapkan bahwa ada lebih dari USD 129 Miliar dihasilkan oleh talenta digital Indonesia di mana 121% pendapatan mereka lebih tinggi dibanding dengan talenta non-digital.

"Talenta digital Indonesia menghasilkan USD 121 Miliar terhadap pendapatan di Indonesia.

Dan juga 82% organisasi memperkerjakan talenta digital, dan ini kita lihat growth-nya sangat tinggi.

Lalu 121% pendapatan lebih tinggi dibanding role pekerjaan lainnya serta 21% organisasi yang menjalankan bisnis mereka dengan cloud atau digital memiliki pendapatan hampir 2 kali lipat.

Di sini kita bisa melihat pertumbuhan digital dalam pengembangan Indonesia itu sangat penting dan enggak lupa transformasi digital kuncinya itu di people alias manusia," jelas Alamanda.

Baca Juga: Cerita Owner Restoran Korean Food Pakai Iklan Digital Biar Target Pasar Usahanya Sesuai

Lebih lanjut, Alamanda juga mengungkapkan bahwa semakin banyak talenta digital di Indonesia yang lahir, maka akan semakin tinggi juga pendapatan Indonesia.

Para talenta digital di Indonesia banyak yang bekerja di luar negeri dengan sistem remote sehingga pendapatan mereka pun juga tetap masuk dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Namun ada tantangan yang harus Indonesia hadapi untuk bisa menghasilkan talenta digital.

Alamanda memaparkan ada 3 isu utamanya, seperti dijelaskan di bawah ini.

1. Talenta digital belum menyentuh potensi maksimal

Ekonomi digital diperkirakan mencapai $110 miliar pada tahun 2025.

Dengan kemajuan saat ini, akan terjadi kekurangan tenaga kerja digital sebanyak 600 ribu orang setiap tahun hingga 2030.

2. Kesenjangan skill memunculkan kebutuhan pembinaan lebih lanjut

Kurang dari 16% lulusan Ilmu Komputer di Indonesia dipekerjakan sebagai tenaga IT.

Warga indonesia memerlukan program pembinaan secara massif untuk menjawab permintaan dari industri.

Edukasi membutuhkan kolaborasi yang kuat sebagai ekosistem.

Baca Juga: Bangun Karier di Bidang Teknologi dan Digital Bersama Practicum, #6eYourSelf! 

3. Kesenjangan standar program bootcamp dan talenta digital di Indonesia

Belum adanya standar program bootcamp dan lulusan bootcamp.

Standarisasi diperlukan untuk memberikan pelayanan dan memastikan program-program yang ada berkontribusi secara optimal.

Ketiga isu utama tersebut harus dicarikan jalan keluarnya dan kolaborasi dengan beberapa pihak pun pasti diperlukan.

Nezar Patria, Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui siaran press release, mengatakan, "Kementerian Komunikasi dan Informatika pastinya menyambut positif kehadiran dan kolaborasi bersama APTDI ini.

Permasalahan kebutuhan dan pengembangan talenta digital di Indonesia merupakan masalah penting yang saat ini perlu kita hadapi bersama.

Kehadiran APTDI sebagai asosiasi ini kami harapkan mampu menjadi angin segar yang membantu mengkonsolidasi dan bersama menumbuhkan potensi pengembangan bakat digital di Indonesia."

Baca Juga: Sekarang Ada Mata Kuliah Komik Digital di Vokasi UI. Kurikulum Unik!

(*)